Mohon tunggu...
Rusakata
Rusakata Mohon Tunggu... Konsultan - Pencatat Ide-Ide

Penjelajahan kata-kata demi mencari makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kereta

25 Maret 2019   15:49 Diperbarui: 25 Maret 2019   16:13 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan, bukan rumah kumuh itu
yang melaju ke belakang lalu menghilang.
Bukan juga kali-kali kotor itu
yang lintang-melintangkan bau.


Kemanusiaan kita memang
hanya selewatan kereta.
Lalu seperti ikan koki yang lupa
menaruh sandal dimana.
Riuh cakap para istri yang
sesekali pecah menertawakan diri. 

Menenggelamkan suara hati
yang meronta ingin keluar jendela.
Hanya untuk mengerti hidup selewatan kereta.
Hidup yang hanya menyentuh
keresahan sesaat penumpang kereta. 

Untuk dilupakan tumpukan
pekerjaan yang berkelindaan
tanpa henti seperti jeans belel
yang mulai rontok dimakan kesibukan.
Lalu aku pun melangkah keluar peron 

hanya untuk melihatmu lagi esok pagi. 

Rusakata
3 Mei 2016 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun