Mohon tunggu...
Healthy

Ancaman Tersembunyi Wanita Rhesus Negatif

25 November 2017   18:12 Diperbarui: 25 November 2017   18:44 7113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, pada kasus di mana ibu memiliki rhesus positif dan menikah dengan suami berhesus negatif sehingga anaknya memiliki rhesus negatif, hal ini tidak menimbulkan masalah.  Sel darah merah janin hanya akan bertemu dengan antigen RhD kemudian memproduksi agglutinin (antibodi) anti-RhD dan ibu serta janin tidak akan terkena dampak apapun. Namun, janin akan sudah memiliki antibodi anti-RhD sehingga tidak disarankan untuk menerima tranfusi darah dari darah rhesus positif lagi untuk menghindari kemungkinan aglutinasi dan hemolysis.

Kabar baiknya, karena kuantitas darah janin yang diperlukan untuk merangsang ibu hanya diperkenalkan pada masa mengandung, maka eritroblastosis fetalis tidak akan terjadi pada bayi pertama ibu. Barulah saat bayi kedua dan seterusnya terjadi resiko eritroblastosis fetalis. Bagaimanapun, meskipun terdapat 20% bayi yang mengalami konflik rhesus dengan ibunya, namun hanya sebanyak 5% bayi yang mengalami hemolysis.

Yang lebih baik lagi, sekarang ini telah ditemukan cara untuk mencegah eritroblastosis fetalis. Pencegahannya dilakukan dengan cara penyuntikkan anti-RhD (Rho) immunoglobulin atau RhoGam pada ibu. Rho immunoglobulin akan  menghancurkan sel darah merah janin yang beredar di tubuh ibu, sebelum tubuh ibu membentuk antibodi untuk menghancurkan sel darah merah janin. Hal ini akan membuat janin terselamatkan dari antibodi yang dibentuk ibu. Suntikan diberikan melalui pembuluh darah (IV:intravenous) atau otot (IM:intramuscular) dan satu dosisnya mampu berlangsung hingga 2-4 minggu. Efek samping dari pemberian Rho immunoglobulinseperti pusing, nyeri di daerah suntikan, serta penghancuran sel darah merah. Efek samping yang jarang dijumpai yaitu kerusakan ginjal, alergi, dan resiko kecil infeksi.

0562-7805-05-pri01-5a194f8f935135716144c112.jpg
0562-7805-05-pri01-5a194f8f935135716144c112.jpg
Pencegahan dengan Rho immunoglobulin diberikan dalam waktu 48 jam selama :
  • Abortus/aborsi
  • Hamil ektopik (kehamilan yang terjadi di luar uterus)
  • Persalinan
  • Setiap pendarahan saat hamil

RhoGam pertama kali dipakai pada tahun 1960an dan diputuskan oleh WHO menjadi salah satu penanganan paling efektif dan aman bagi eritroblastosis. Di Inggris, 1500 unit (300 mcg) berharga 58 pound, sedangkan perawatan di Amerika memerlukan kisaran 200 dollas AS. RhoGam terbuat dari plasma darah manusia.

Ada beberapa wanita yang tidak boleh menerima Rho immunoglobulin. Kriteria wanita yang tidak boleh menerima yaitu :

  • Wanita berhesus negatif yang janinnya juga memiliki rhesus negatif
  • Wanita berhesus negatif yang sebelumnya pernah di imunisasi terhadap antigen RhD (memiliki antibodi anti-D)
  • Wanita berhesus positif (wanita yang positif memiliki fenotipe D lemah akan dianggap D-positif dan tidak menerima Rho immunoglobulin.

Observasi dan pemeriksaan ulang titer RH antibodi pada ibu hamil dengan Rh negatif dilakukan pada umur kehamilan 20, 28, dan 34 minggu.

Sebagai tambahan, saya juga akan menjelaskan mengenai merek-merek Rho immunoglobulin yang beredar di pasaran. Rhophylac diproduksi oleh CSL Limited. RhoGAM dan MICRhoGam merupakan merek dari Kedrion Biopharma. Merk lain seperti BayRHo-D, Gamulin Rh, HypRho-D Mini-Dose, Mini-Gamulin Rh, Partobulin SDF (Baxter), Rhesonativ (Octapharma), and RhesuGam (NBI). KamRho-D I.M. merupakan merek dari Kamada Ltd.

Bagaimana dengan bayi yang sudah terkena eritroblastosis fetalis? Penaganannya adalah dengan mengganti darah bayi yang baru lahir dengan darah Rh-negatif. Darah Rh-positif bayi diambil perlahan kemudian kira-kira 400 ml darah Rh-negatif diinfus dengan jangka waktu 1,5 jam atau lebih. Penganganan ini disebut exchange transfusion.

Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa wanita bergolongan darah rhesus negatif memiliki resiko eritroblastosis fetalis pada janinnya. Aglutinasi yang terjadi pada reaksi aglutinogen rhd dan agglutinin rhd pada darah janin menyebabkan hemolisis. Gejala yang terjadi saat eritroblastosis fetalis adalah anemia berat, pembesaran ginjal dan limpa, kernicterus, hyperbilirubinemia, barrier pembuluh otak menurun, hingga keguguran. 

Dari 20% bayi yang mengalami beda rhesus dengan ibunya, hanya 5% yang mengalami hemolisis atau pecahnya sel darah merah. Pada kelahiran anak pertama, umumnya janin atau bayi masih akan baik-baik saja. Baru saat kelahiran anak kedua dan seterusnya, resiko keguguran akibat eritroblastosis fetalis meningkat tinggi karena tubuh ibu sudah membentuk antibodi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun