Mohon tunggu...
Dian Bin Santoso
Dian Bin Santoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa iain kendari

Cinta Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bagaimana cara pemerintah dalam menghadapi masalah kelangkaan pertalite saat ini!Apakah dengan dibuat nya My Pertamina bisa menjadi solusi?

3 Juli 2022   19:48 Diperbarui: 4 Juli 2022   10:23 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Setelah pertama pemerintah menaikkan harga pertamax beberapa hari yang lalu ,kemudian sekarang mulai terasa beberapa dampak dari kenaikan tersebut paling tidak yang kemudian dirasakan langsung oleh masyarakat adalah mulai langkanya pertalite sejumlah titik.Pertamina mengatakan sebetulnya stoknya aman, tapi fakta di lapangan ini faktanya berbeda.

Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah terus berupaya agar harga bahan bakar minyak atau BBM jenis pertalite tidak mengalami kenaikan .Jokowi mengatakan harga BBM pertalite akan terus dipertahankan karena penggunaannya berbeda dengan BBM jenis Pertamax ."begitu juga yang namanya bensin.kita ini masih bertahan agar yang namanya pertalite tidak naik ,yang pertamax naik begitu juga nggak banyak .Tapi yang pertalite ini kita tahan-tahan betul agar tidak naik dan harganya tetap di angka 7650" ujar bapak Presiden.


 Jokowi mengakui tidak mudah untuk menahan harga BBM pertalite agar tidak naik,  pemerintah harus mengeluarkan dana subsidi yang jumlahnya sangat besar Padahal jika dibandingkan negara lain Jokowi menilai harga bensin di Indonesia masih sangat murah,  misalnya: harga bensin di Jerman sudah mencapai 31.000 glitter sedangkan di Amerika Serikat sekitar Rp18.000 per liter.

HR. Ibnu Majah 2191

 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ قَتَادَةَ وَحُمَيْدٌ وَثَابِتٌ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ

غَلَا السِّعْرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ غَلَا السِّعْرُ فَسَعِّرْ لَنَا فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّازِقُ إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَلْقَى رَبِّي وَلَيْسَ أَحَدٌ يَطْلُبُنِي بِمَظْلَمَةٍ فِي دَمٍ وَلَا مَالٍ

Terjemahan;

Telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnul Mutsanna(1) berkata,Telah menceritakan kepada kami Hajjaj(2) berkata,Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah(3) dari Qatadah(4) dan Humaid(5) dan Tsabit(6) dari Anas bin Malik(7) ia berkata,

“Pernah terjadi kenaikan harga pada masa Rasulullah ﷺ, maka orang-orang pun berkata,“Wahai Rasulullah, harga-harga telah melambung tinggi, maka tetapkanlah setandar harga untuk kami.”

Beliau lalu bersabda:

“Sesungguhnya Allah lah yang menentukan harga, yang menyempitkan dan melapangkan, dan Dia yang memberi rezeki.Sungguh, aku berharap ketika berjumpa dengan Allah tidak ada seseorang yang meminta pertanggungjawaban dariku dalam hal darah dan harta.”

Dari hadis tersebut kita bisa tau pada zaman nabi Muhammad SAW juga sempat terjadi hal seperti ini, dimana Rasulullah diminta para sahabat untuk menentukan harga suatu barang yang harganya melonjak begitu tinggi.

Oleh karena itu, seharusnya pemerintah saat ini bisa mengikuti cara Rosulullah dalam menghadapi sebuah persoalan.Pemerintah juga diharapkan lebih bijak dalam menentukan sebuah keputusan untuk menyelesaikan masalah. Apa lagi masalah yang dihadapi saat ini bukan merupakan problem yang kecil. Nah sekarang bagaimana cara pemerintah dalam menyelesaikan masalah kelangkaan pertalite ini? 


Pertamina dalam rangka memenuhi kebutuhan energi yang terjangkau bagi masyarakat dalam menyalurkan BBM bersubsidi ada aturannya, baik dari sisi kuota atau jumlah maupun dari sisi segmentasi penggunanya.saat ini segmen pengguna solar subsidi sudah dia atur ,sedangkan pertalite segmentasi pengguna yang masih terlalu luas. sebagai badan usaha yang menjual pertalite dan solar pertamina harus patuh,tepat sasaran ,dan tepat kuota dalam menyalurkan BBM yang disubsidi pemerintah.saat ini masih terjadi dilapangan adanya konsumen yang tidak berhak mengkonsumsi pertalite dan solar .jika pertamina tidak atur besar potensinya kuota yang telah ditetapkan selama satu tahun, tidak akan cukup.untuk memastikan mekanisme penyaluran makin tepat sasaran maka Pertamina Patra Niaga akan melakukan uji coba penyaluran pertalite dan solar bagi pengguna yang berhak yang sudah terdaftar di web mypertamina.pendaftaran web mypertamina rencananya akan dibuka pada tanggal satu Juli 2012.


Penggunakan mypertamina ini bertujuan untuk membatasi konsumsi BBM subsidi yang dinilai masih kurang tepat sasaran.  Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan  bahwa selama ini pertalite dan solar subsidi masih dikonsumsi oleh kalangan yang semestinya tidak berhak menggunakan BBM bersubsidi.Kendati demikian ,untuk saat ini pelaksanaan uji coba pembelian BBM subsidi hanya diterapkan bagi jenis kendaraan di sejumlah wilayah tertentu.Dalam proses uji coba ini Pertamina akan melayani pembelian pertalite dan solar bagi kendaraan yang sudah terdaftar dalam sistem mypertamina.Lantas jenis kendaraan apa saja wajib menggunakan aplikasi My Pertamina?


Corporate secretary PT Pertamina Patra Niaga irto Ginting menjelaskan pendaftaran mypertamina untuk pembelian BBM subsidi mulai 1 Juli 2022 berlaku bagi kendaraan roda empat ke atas, artinya kendaraan sepeda motor masih bisa membeli pertalit seperti biasa yakni tanpa aplikasi My Pertamina. sementara itu, badan pengatur Hilir minyak dan gas bumi atau BPH Migas Syahrini masih melakukan kajian terhadap rencana pembatasan pembelian pertalite. Salah satu hal yang mendapat perhatian khusus dalam kajian tersebut adalah jenis kendaraan roda empat dan roda dua yang bakal dibatasi pembeliannya pada tahap ujicoba pertama ini. penerapan pembelian BBM subsidi menggunakan My Pertamina akan dilaksanakan di 11 daerah yang tersebar di lima provinsi di Indonesia,  diantaranya; Kota Bukit tinggi(Sumatera Barat), kabupaten Agam(Sumatera Barat), Kota Padang Panjang(Sumatera Barat),Tanah Datar (Sumatera Barat),Kota Banjarmasin (Kalimantan Selatan),Kota Bandung (Jawa Barat),Kota Tasikmalaya (Jawa Barat),Kabupaten Ciamis (Jawa Barat),Kota Manado (Sulawesi Utara) Kota Yogyakarta (DIJogjakarta) ,dan Kota Sukabumi (Jawa Barat).Ke-11 wilayah tersebut dipilih oleh Pertamina dengan mempertimbangkan sejumlah aspek tertentu seperti karakteristik lokasi yang dekat dengan Daerah tambang atau industri dan kesiapan infrastruktur.


Dengan adanya uji coba ini masyarakat pemilik kendaraan roda empat yang berada di 11 wilayah tersebut wajib memastikan data dirinya terdaftar di mypertamina sebagai konsumen yang berhak membeli BBM bersubsidi.Adapun masyarakat yang tinggal di luar 11 wilayah tersebut masih bisa melakukan pembelian partai dan solar seperti biasa tanpa harus terdaftar dalam My Pertamina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun