Mohon tunggu...
FDY81
FDY81 Mohon Tunggu... Administrasi - FDY81

FDY81

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rumah Tangga Harmonis bersama Mertua

17 Januari 2020   19:58 Diperbarui: 17 Januari 2020   20:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini masalah selalu terpampang di depan mata adalah polemik ketika tinggal bersama mertua. Itu menjadi momok menakutkan bila setelah berumah tangga harus tinggal bersama mertua. Akhirnya lahirlah istilah pondok mertua indah. 

Tinggal bersama mertua sebenarnya tidak selamanya buruk bila kita mampu mengambil unsur positif dari itu semua. Mertua bukanlah monster yang harus ditakuti atau dimusuhi. 

Mertua adalah orang yang berperan besar bagi hidup pasangan kita. Kita harus belajar menyayangi mertua kita sebagaimana kita menyayangi pasangan.

Sikap cerewet dan terkadang terkesan mencampuri kehidupan rumah tangga kita, janganlah terlalu dimasukkan ke hati. Kita justru menjadikannya sebagai suatu perwujudan kasih sayang terhadap kita. 

Ketika kita cuma bisa menyikapi sikap mertua dengan pemikiran negatif dan akhirnya tanpa menyadari membangun suatu benteng yang menghalangi komunikasi, maka kita akan larut dalam pemikiran negatif itu.  

Ada pengalaman seorang teman yang  mampu membangun rumah tangga harmonis walaupun hidup satu atap dengan mertua. Hal itu berjalan harmonis karena ia menyayangi mertuanya sama seperti ia menyayangi orangtuanya sendiri. 

Bahkan tak jarang mertuanya lebih membela dirinya sebagai anak mantu daripada anaknya sendiri. Semua itu terjadi karena mereka menjalin hubungan yang baik dengan mertua tanpa membangun sekat - sekat yang menjadi penghalang komunikasi di antara mertua dan menantu.

Ada pula yang teman yang sampai saat ini masih berjuang hidup dengan mertua yang menurutnya sangat menyebalkan dan suka ikut campur dalam rumah tangganya. 

Segala hal tentang mertuanya hanyalah yang negatif saja. Tinggal bersama mertua dia jalani dengan baik, tetapi dalam hatinya dia tidak merasa nyaman. Hal itu menggerogoti dirinya dan membuatnya semakin hari membangun suatu image negatif tentang mertuanya. 

Ia selalu merasa salah di mata mertuanya  dan tak bisa lagi melihat hal positif dalam dirinya. Padahal di mata mertuanya dia adalah seorang menantu baik dan telaten.

Sesungguh hidup nyaman dan harmonis bersama mertua itu adalah hal yang dapat diwujudkan dengan baik, selama kita mampu bersikap lebih penuh kasih, iklas, dan rendah hati. Mertua adalah manusia biasa, janganlah karena kita tidak merasa nyaman dengan sikap mertua sehingga membuat kita secara tidak langsung turut mengajak pasangan kita untuk membangun jarak dengan orangtuanya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun