Mohon tunggu...
Indi Diana Fakhriya
Indi Diana Fakhriya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Lets do it!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ibuku Paling Cantik di Dunia

9 Desember 2021   20:29 Diperbarui: 9 Desember 2021   20:36 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Jam menunjukkan pukul delapan malam dan hanya ibu yang menjadi tokoh utama di pikiranku kini. Entah tulisan ini akan sampai atau tidak pada ibu, entah kapan ibu akan membaca tulisan ini dan entah apakah kami sama-sama masih menginjak bumi aku hanya ingin memperkenalkan ibuku pada dunia. 

Ibu, tidakkah dunia ini ternyata kejam? Kenapa ibu tidak bilang dari dulu padaku. Sudah berapa trilyun jarum yang menusukmu bu? Sakit, ya? Ibuku ini sosok wanita yang jauh dari batas nalar. Tidak ada kata yang sepadan untuk menafsirkan sosok ibuku. Hidup menegakkan kedisiplinan membuat ibuku jarang disukai orang. Ya karena orang-orang itu susah diajak menghargai waktu. Tidak, bukan salah ibuku. 

Ibu, tahukah bahwa aku sungguh sayang ibu? 18 tahun hidupku terbuang sia-sia jika ibu tidak mengetahuinya. Dari semua luka yang ibu terima, dari semua perih yang ibu rasa sebenarnya ada aku yang selalu banjir air mata. Padahal aku sudah minta pada Tuhan agar ibu tidak terluka, sepertinya doaku kurang. Nyatanya ibu masih saja terluka bahkan lebih banyak seiring tambahnya usia. 

Ibu, pernahkah terlintas rasa tidak ada seorang pun yang menyayangimu? Jika pernah, coba lihat aku bu. Dari semua manusia dalam hidup ibu, aku angkuh untuk memberikan seluruh rasa sayangku. Mungkin telingamu tak pernah mendengar ucapan sayang dari anakmu ini, tapi coba tanyakan pada Tuhan berapa kali aku selalu begitu.

Ibu, maaf karena kamu punya anak seperti aku. Maaf belum bisa membelikan sesuatu bahkan satu butir beras pun aku belum. Maaf atas kehadiranku dihidupmu. Maaf karena aku terpilih menjadi anakmu, padahal ibu berhak mendapat yang lebih baik dari aku. Maaf tidak bisa mengangkat nama ibu agar dikenal seluruh dunia. Maaf bu aku belum jadi apa-apa.

Ibu, terimakasih untuk sarapan pagi yang kadang terlalu asin bagiku. Terimakasih untuk semua sandang layak darimu. Terimakasih untuk wejangan yang kadang telingaku malas dengar. Terimakasih untuk omelanmu walau sebenarnya bukan aku yang berbuat. Terimakasih bu sudah ada didunia.

Ibu, tolong hidup lebih lama. Tolong selalu sehat. Tolong ukir senyummu disetiap sudut kecil rumah. Tolong tetap ada sampai aku punya nama. Tolong antar aku menjemput cerahnya masa depanku. Tolong terangi aku pada kebaikan. Ibu, tolong mintakan pada Tuhan agar kau punya usia yang panjang.

Dari anak tengah-mu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun