Bak air hujan turun tanpa malu
Perasaan ini mengalir tanpa buntu
Menggenggam hati membekukan lathi
Memenjarakan logika hingga tak mampu bebas bernaluri
Entah malam yang mana dia datang
Merengkuhku dalam diam
Menghayutkanku dalam bungkam
Kemudian dia merasukiku dalam-dalam
Aku menyerah pasrah karena dia
Aku serahkan segenap jiwa untuknya
Namun di satu hari dia menghilang
Dia menggandeng wanita lain yang ku kenal
Senyumnya merekah sempurna
Aku menghela nafas...
Setelah melumpuhkanku, lalu dia berbahagia
Janji semu kembali menjadi juara
Luka hati menjadi topik utama
Dan airmata menjadi peran utama
Aku mengutuk diri
Mengapa aku sebodoh ini?
Mengapa aku tak bisa jua memahami?
Bahwa yang tulus tak akan mengumbar janji
Dan yang serius tak akan setengah hati