Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Begini Kisah Awal Saya Bergabung di Kompasiana

12 Desember 2018   11:46 Diperbarui: 12 Desember 2018   13:47 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen pribadi

8 Desember 2018, menjadi momen pertama saya untuk bisa berada di antara orang-orang hebat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. 

Diawali dari perjuangan seorang anak alay Tangerang yang nekat menaiki shuttle bus Citra Raya, dan dilanjut dengan menggunakan ojek online menuju Lippo Mall Kemang, akhirnya bisa menghantarkan saya kepada sosok-sosok asli di balik tulisan-tulisan luar biasa yang pernah saya baca di Kompasiana.

Merekalah Kompasianer yang selama ini sering membuat saya penasaran. Mulai dari tulisan-tulisannya yang keren, sampai komentar-komentarnya yang kadang membuat saya garuk-garuk kepala karena mungkin terjadi salah paham antara kami.

Kompasianer pertama yang saya temui saat itu adalah Adica Wirawan, dan dilanjut dengan Denny Oey yang gayanya sangat kekinian sekali, pemirsa. Ketika asyik ngobrol ngalor-ngidul, ternyata ada bisik-bisik dari Ko Adica kalau sosok lelaki (pakai batik hijau) yang sedang berjalan di seberang tempat duduk kami adalah Dokter Posma. 

Kemudian di belakang tempat kami mengobrol, ternyata ada Pak Yon Bayu, penulis senior di Kompasiana. 

Di tengah-tengah obrolan saat menikmati segelas minuman di foodcourt, tiba-tiba saya dikagetkan dengan sebuah pertanyaan dari Kompasianer Adica, begini "Terus, lo kenapa, Di, bisa nulis di Kompasiana?"

Saya agak kaget dan bingung untuk menjawabnya. Sebab mau jawab bohong takut dosa, dan mau jawab jujur juga takut diketawain, tapi akhirnya saya pilih jawab jujur saja karena efeknya cuma diketawain hehehe.

Kemudian saya jawablah dengan jujur tentang awal saya memutuskan untuk menulis di Kompasiana. Adalah ketika semasa SMA dulu, sebenarnya saya sudah tertarik dengan dunia tulis-menulis ini, dan saya sering menjadi silent reader di Kompasiana. 

Tak jarang juga saya mencari jawaban, serta referensi tugas sekolah di Kompasiana. Toh saat itu untuk mencari jawaban di internet memang diizinkan oleh guru saya. Biasanya murid-murid diizinkan mencari jawaban dari pertanyaan audiens melalu internet ketika mereka sedang mempresentasikan hasil kerja kelompok di kelas. 

Faktanya, kebiasan anak sekolah memang begitu kan? Mereka sangat senang menjebak temannya yang sedang presentasi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang lumayan sulit, wkwk. Cukup sampai bagaian tersebut saja saya jelaskan kepada Kompasianer Adica perihal awal saya ingin menulis di Kompasiana.

Kemudian hal seperti itu terus berlangsung sampai saya kuliah. Saya masih menjadi silent reader untuk membaca  beberapa artikel berita dengan penjelasannya yang sederhana, toh di Kompasiana memang lumayan banyak penulis-penulis yang menggunakan bahasa sederhana dalam tulisannya. Hal itu mempermudah saya untuk paham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun