Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Setelah "Peluk Saya", Lalu Apa?

11 September 2018   05:49 Diperbarui: 13 September 2018   16:35 3381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Merdeka.com

Tepat pada tanggal 11 september 2001 dunia dikegatkan dengan aksi teror dari kelompok militan Islam, al-Qaeda, yang membajak empat pesawat jet penumpang di New York dan Washington, D.C, Amerika. Dan masyarakat pasti paham bahwa sejak tragedi tersebut, adalah awal dari meningkatnya fenomena islamophobia.

Stereotip terhadap Islam seperti itupun masih terus berlanjut sampai sekarang. Islamphobia semakin marak, terutama di berbagai negara yang mayoritas penduduknya adalah Nonmuslim. 

Mereka seakan memandang Islam adalah paham yang harus dihindari karena telah menyebabkan aksi terorisme di mana-mana.

Mirisnya sikap kebencian dan ketakutan akan semua hal yang berbau Islam ternyata mulai terjadi di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Indonesia menjadi salah satunya. Yang mana penyebabnya adalah paham radikalisme dan aksi terorisme di berbagai daerah yang mereka anggap sebagai jihad di jalan Allah.

Sebagian masyarakat agaknya takut apabila berdekatan dengan seseorang yang bergaya khas sebagai seorang Muslim; berjanggut, memakai celana di atas mata kaki bagi seorang laki-laki; dan memakai cadar bagi seorang wanita, misalnya.

Padahal mereka belumlah tentu seperti stereotip yang berkembang saat ini, di mana penampilan seperti itu adalah seorang teroris.

Hal seperti ini juga tak bisa dipukul sama rata kepada seluruh umat muslim, terlebih bagi mereka yang berpenampilan seperti itu.

Maka tak heran jika di negeri yang mayoritas penduduknya adalah Muslim ini, semakin banyak kita temui berbagai aksi solidaristas untuk menyingkirkan stigma tentang islamphobia dan citra buruk pada mereka yang berpenampilan khas. Mulai dari mengadakan aksi Anti-islamphobia, Talk to a muslim, dan yang paling menyorot adalah aksi "Peluk saya, jika anda merasa nyaman dengan keberadaan saya".

Aksi memeluk seorang muslim terutama bagi seorang muslim yang berpenampilan khas ketimuran semakin banyak dilakukan di sudut-sudut kota.

Itu dilakukan sebagai wujud nyata bahwa mereka bukanlah seperti apa yang dibayangkan. Dan untuk membuktikannya, maka peluklah mereka untuk merasa nyaman dengan keberadaannya.

Aksi memeluk muslim (sesama muhrim) pernah dilakukan beberapa kali di daerah saya tinggal. Hanya saja ada satu hal yang saya rasa kurang lengkap dalam aksi teresbut (tetapi bukan berarti saya menggugat atau mengatakan bahwa aksi tersebut salah, ya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun