Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengobati Penyesalan Bangsa Indonesia yang Dijajah Belanda, Kenapa Bukan Inggris?

2 Januari 2018   06:02 Diperbarui: 2 Januari 2018   08:23 2729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : reformed.in.ua/osvyashhenye-y-voznesenye

Berhubung sekarang sudah memasuki awal tahun baru, maka segala sesuatu yang perlu diganti lekas lah ganti dengan yang baru. Selain kalender yang berganti dari tahun 2017 menjadi 2018, tak ada salahnya dong apabila kita Move on dari hal - hal yang mengecewakan dan mengganggu di masa lalu. Misalnya Move on dari kenangan mantan terindah atau Pikiran - pikiran yang mengganggu selama ini. jangan mau kalah sama kalender, kalender aja baru, masa hati kamu nggak ? hehehe (apa sih).

Bergantinya tahun tak bisa dianggap sebagai angin lalu saja. Sebab ada banyak harapan (Doa) yang tersirat, dimana tahun yang baru ini harus lah lebih baik dari tahun sebelumnya, Amin. Terlebih mengingat tahun sebelumnya banyak sekali permasalahan yang ngalor ngidul rasanya, namun begitu lah masa lalu ada. Masa lalu hadir bukan untuk disesali, bukan juga untuk dilupakan, melainkan untuk dijadikan pembelajaran hidup di masa yang akan mendatang.

Sama seperti masa lalu yang tercatat dalam sejarah perjalanan Indonesia ketika masa penjajahan oleh Belanda, sebagian orang kerap kali mengungkit masa lalu tersebut untuk dibanding - bandingkan. Tak lain dan tak bukan adalah membandingkan Negara tercinta ini dengan Negara lain yang dulunya bekas jajahan Inggris.

Berbeda dengan Malaysia dan Singapura yang merupakan negara bekas jajahan Inggris. Hampir 3,5 abad dimulai dari tahun 1596 - 1946 Indonesia kedatangan Bangsa Belanda yang selanjutnya menjajah negeri ini dengan sejuta alasan yang membuat Belanda tergiur menjadi penguasa. Meski sama - sama sebagai negara bekas jajahan Bangsa Eropa, namun ada beberapa perbedaan yang tertinggal sampai saat ini, dan sering dikaitkan dengan keuntungan serta kerugian sebagai negara bekas jajahan, kurang lebih adalah seperti ini :

1. Pendidikan

Sudah dari saya sekolah sampai kuliah kerap kali mendengar perbedaan ini. Seorang guru sejarah pernah berkata, ketika dijajah oleh belanda bangsa Indonesia sengaja dibuat bodoh terhadap ilmu, berbeda dengan negara tetangga yang dijajah oleh inggris. Negara jajahan inggris diberikan pendidikan dan diajarkan bagaimana cara bercocok tanam dengan baik, namun tidak untuk Indonesia.

Seperti yang kita ketahui bahwa tercatat dalam buku sejarah kalau Bangsa Indonesia tidak diizinkan untuk bersekolah, sekalipun boleh sekolah ya itu untuk kalangan tertentu saja karena awal didirikannya sekolah adalah khusus untuk keturunan bangsa Belanda saja. Itu pun sekitar abad ke-19 dimana muncul kebijakan politik etis yang terangkum dalam Trias Politika,  meliputi irigasi (perairan), migrasi (kependudukan), edukasi (pendidikan). Saat itu lah  Belanda baru memikirkan pendidikan bagi bangsa Indonesia, itu juga tak murni untuk meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia sepenuhnya, sebab dalam prakteknya ada penyaringan khusus untuk bangsa Indonesia yang tergolong berdarah biru atau kalangan elit saja, demi kelancaran ekonomi politik Belanda. Tulisan Van Deventer dalam majalah De Gids, 1908 pun cukup menjelaskan kedaan saat itu :

"Sampai pada waktu-waktu yang terakhir, hampir ada kita memikirkan pendidikan kecerdasan dan penyempurnaan akal budi pekerti bangsa Bumiputera. Asal pajak dibayarkan, kewajiban rodi dan bertanam dilakukannya, asal kehidupan rakyat tidak sengsara, memadailah. Maka senanglah hati pemerintah".

2. Bahasa

Banyak yang bilang kalau seluruh Negara bekas jajahan Inggris diwariskan Bahasa yang menguntungkan negara tersebut, apalagi ketika bahasa inggris menjadi bahasa internasional. Negara - negara yang turut masuk dalam Negara Persemakmuran (pernah dijajah oleh Inggris) telah menggunakan bahasa inggris sebegai bahasa kedua setelah bahasa ibu di masing - masing negara. Jadi tak heran masyarakat yang dulunya pernah dijajah oleh bangsa Inggris, sampai sekarang pandai berbahasa inggris.

Lantas kemana saja Indonesia selama 3,5 abad dijajah oleh Belanda ? kenapa tak melestarikan bahasa belanda sebagai bahasa kedua, atau setidaknya masyarakat Indonesia banyak yang bisa berbahasa belanda sampai sekarang ini, sebab 3.5 abad bukan lah waktu yang singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun