Mohon tunggu...
Diana NovitaSari
Diana NovitaSari Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Part of Department Community Education, State University of Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ada Apa dengan Pendidikan Moral dan Budi Pekerti di Indonesia?

14 November 2019   12:19 Diperbarui: 14 November 2019   12:26 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada Sistem Pendidikan Nasional Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang No 2 tahun 1989 Sistem Pendidikan Nasional merumuskan dengan tegas tujuannya pada Bab II, Pasal 4, yaitu: mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Maksud dari manusia Indonesia  yang seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Selain itu juga memiliki keterampilan dan pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian mandiri, serta rasa tanggung jawab pada masyarakat dan bangsa.

Sebenarnya tujuan yang terdapat dalam sistem pendidikan nasional kita sudah sangat lengkap untuk membentuk anak didik menjadi pribadi utuh yang dilandasi akhlak dan budi pekerti luhur. Namun, pada kenyataannya, tujuan yang mulia tersebut tidak diimbangi pada tataran kebijakan pemerintah yang mendukung tujuan tersebut. Hal ini terbukti pada kurikulum sekolah tahun 1984 yang secara eksplisit telah menghapuskan mata pelajaran budi pekerti dari daftar mata pelajaran sekolah. Oleh karena itu, aspek-aspek yang berkaitan dengan budi pekerti menjadi kurang disentuh bahkan ada kecenderungan tidak ada sama sekali.

Moral dapat diartikan dengan sikap baik atau buruknya seseorang dengan orang lain, Sedangkan moralitas dapat diartikan dengan keseluruhan norma-norma, nilai-nilai dan sikap-sikap moral seseorang atau masyarakat. Sebutan moral mengacu pada baik atau buruk seseorang sebagai manusia, yang berarti mengacu pada perilaku atau sikap, bukan pada fisik. Sehingga pendidikan moral secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan seseorang/peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berbudi luhur yang mempertimbangkan nilai-nilai moral dan susila dalam segenap peranannya sekarang dan masa yang akan datang.

Berbicara mengenai problematika pendidikan moral tentunya tidak bisa jika hanya melihat dari satu sudut pandang saja karena rusaknya moral masyarakat merupakan masalah yang komplek dan multidimensional yang timbul akibat dari merosotnya nilai-nilai moral dan budi pekerti. Oleh karena itu kita tidak bisa hanya melihat pelakunya tapi juga harus melihat lingkungan seseorang itu sendiri. Seperti di dalam keluarga, di dalam sekolah, dan di dalam masyarakat.

Tantangan terhadap Pendidikan Moral di dalam pembinaan terhadap kemerosotan pendidikan moral sungguhlah tidak mudah, banyak tantangan yang akan dihadapi dan harus di diselesaikan yaitu arus globalisasi dengan teknologinya yang berkembang pesat merupakan tantangan tersendiri di mana informasi, baik positif maupun negatif dapat langsung diakses dimanapun dan kapanpun, pola hidup dan perilaku yang telah bergeser sedimikian serempaknya di tengah-tengah masyarakat juga merupakan tantangan yang yang tidak dapat diabaikan, tidak peduli pada kesusahan orang lain ikut menjadi tantangan tersendiri karena apabila mengeluarkan kebijakan, diragukan ketulusan dan keseriusan dalam melaksanakan secara benar, kurikulum sekolah mengenai dimasukkannya materi moral dan budi pekerti ke dalam setiap mata pelajaran juga cukup sulit, dan kondisi ekonomi Indonesia juga menjadi tantangan yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena bagaimanapun setiap ada kebijakan pasti memerlukan dana yang tidak sedikit.

Peran aktif orang tua atau keluarga sangat dituntut dalam upaya menanggulangi kemorosotan moral dan budi pekerti anak. Selain itu dalam lingkungan sekolah juga memiliki peran walaupun sudah di coba untuk dipadukan dalam setiap mata pelajaran, namun belum efektif dan maksimal mengingat tidak semua guru mampu mengaplikasikannya. Oleh karena ini harus ditingkatkan dan dikembangkan lagi agar dapat lebih efektif dan membawa perubahan dalam perilaku para peserta didik. Lalu, peran masyarakat juga sangatlah penting untuk mengatasi kemorosotan moral, yaitu melalui kontrol sosial dan semangat kebersamaan guna kebaikan bersama.

.

Sumber:

http://masimamgun.blogspot.com/2009/08/problematika-seputar-pendidikan-moral.html

https://intanastutiblog.wordpress.com/kumpulan-artikel/artikel-pendidikan/menelisik-lemahnya-pendidikan-moral-dan-budi-pekerti-bangsa/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun