2 Maret 2020, Senin pagi yang cerah. Saya memulai hari ini dengan senyuman, setelah seharian kemarin hujan turun sepanjang  hari. Perpaduan langit biru dan putih, semoga hari ini cuaca bersahabat. Jam menunjukkan pukul 07.05, sengaja saya bergegas berangkat lebih awal karena masih harus mencari lokasi. Sementara itu, di sebuah sekolah yang terletak kira-kira 15 menit dari pusat kota Jogja, guru dan staf tampak sibuk menyiapkan sebuah event di Senin pagi ini.Â
Kursi-kusi munggil disusun rapi menghadap ke sebuah layar yang sekaligus nanti akan menjadi panggung kecil. Minuman dan snack sudah tersedia di meja. Saya sedikit bernafas lega ketika menemukan papan tulisan Yogyakarta Independent School. Voila, Jalan Tegal Melati No 1, Jombor Lor, Â Mlati, Sleman akhirnya saya menemukan lokasinya setelah tadi sempat kebablasan.Â
Mudah-mudahan sampai di sana tepat waktu. Jam 08.15 nanti acara akan dimulai. Suara riuh anak-anak memasuki gedung sekolah saling menyapa, "Good Morning," kepada Bapak Ibu Guru. Beberapa orang tua murid mulai berdatangan. Suasana multikutural sangat terasa sekali, terlebih ada beberapa ibu yang mengenakan pakaian khas India. Seketika itu barulah saya tersadar bahwa Yogyakarta Independent School (selanjutnya disingkat YIS) merupakan salah satu sekolah internasional yang ada di Yogyakarta. Hari ini adalah pembukaan YIS Book Week 2020.Â
Para wali murid sudah duduk mengisi kursi bagian belakang. Para siswa yang mengisi acara bersiap-siap, ada 2 orang siswa yang sudah berdiri di panggung, ah rupanya mereka kebagian tugas untuk membuka acara. Kemudian teman-teman di belakanngya berurutan dari grade yang paling kecil untuk memperkenalkan diri. Uniknya mereka tidak hanya memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa lain seperti Cina, Korea, Jepang , Spanyol, Italia, Belanda, India yang merepresentasikan negara asal murid-murid YIS. Â
Karena siswanya berasal dari berbagai negara, kurikulum yang digunakan di YIS adalah IB (International Baccalaureat) selain kurikulum internasional, penguasaan Bahasa Inggris juga mutlak. Tetapi tidak perlu khawatir karena siswa yang belum mahir berbahasa Inggris disediakan kelas tambahan bahasa Inggris. Lalu bagaimana dengan WNI yang bersekolah di sini? Tenang sekolah ini tetap mengadakan ujian nasional kok.Â
Setelah selesai perkenalan, tiba-tiba ada beberapa siswa yang bersembunyi di belakang layar. Layar yang saya maksud bukan layar dari tirai yang menutupi belakang panggung utuh lho ya. Â Hanya sebuah layar putih persegi yang dibingkai gambar menyerupai tirai panggung di pinggir dan atasnya dengan warna merah, layarnya kira-kira seukuran papan tulis ukuran sedang. Cukup untuk menyembunyikan diri 3 atau 4 anak. Kira-kira mereka mau perform apa ya, dalam hati sudah tidak sabar.Â
Dari ujung layar, muncullah bayangan seperti bentuk ulat yang lincah dan langsing bergerak ke sana kemari. Oh shadow puppet show sorak saya dalam hati. Â Ceritanya tentang si ulat yang memakan apa saja sampai badannya gemuk, kemudian si ulat ini bermetamorfosis menjadi kepompong dan menjelma menjadi kupu-kupu yang cantik. Pementasan diakhiri dengan tepukan meriah dari penonton, para pemain shadow puppet keluar dari balik layar dengan wajah ceria. Mereka senang sekali bisa menghibur teman-teman, guru dan terlebih orang tua mereka yang sudah hadir.
Pertunjukannya belum selesai, kali ini ada storytelling dalam dua bahasa yaitu bahasa belanda dan bahasa Inggris. ini adalah penampilan kolaborasi antara guru dengan murid. Seru kan, jadi nggak hanya murid yang tampil tapi ibu guru juga. Nah kalau 2 penampilan sebelumnya adalah murid dari Primary School, sekarang giliran adik-adik dari Early Years. Hah? Early Years? Maksudnya Preschool dan Kindergarten? Ya, di YIS memang ada 3 tingkat pendidikan yaitu: Early Years (PAUD dan TK), Primary  Grade 1-6 (SD) dan Secondary Grade 7-12 (SMP-SMA).Â
