Mohon tunggu...
Dian Onasis
Dian Onasis Mohon Tunggu... Iruta Penulis -

Dian mulai belajar ngeblog tahun 2003. Sekarang menikmati passionnya di dunia menulis buku, terutama novel anak-anak. Sejak tahun 2008, telah menjadi kontributor untuk lebih dari 30 antologi, dan menghasilkan 7 novel anak.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

@Guangzhou : Membuka Window of The World di Shenzhen...

20 September 2010   02:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:07 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

 

*Putriku seperti tengah berada dikawasan piramid mesir ya.. ? ^_^

 

Tak pernah terbersit akan ada rejeki untuk pergi ke “wilayah tetangga” dari Guangzhou ini. Yup... pergi  ke Shenzen tidak termasuk dalam list kunjungan, karena biaya pergi kesana dan berwisata kesana dapat menghabiskan dana lebih dari 1000 yuan dan waktu yang cukup panjang jika menggunakan kendaraan umum. Sementara jika menggunakan kendaraan pribadi atau charter, tidak terpikirkan, karena cukup mahal. Paling tidak, karena aku dan keluarga berperinsip mencari tempat wisata yang bagus namun tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Uangnya pengen dibeliin buku cerita untuk Billa dan oleh-oleh. Plus ditabung sisanya... hehehe

Oleh karenanya, ketika ayah Billa cerita kalau besok [tgl 18 Sept 2010] rombongan BP Migas dan Cnooc “ditraktir”  oleh perusahaan Trada ke Shenzen , aku langsung tanya, “apa kami boleh ikut?”. Ayah Billa mengiyakan dan mengonfirmasi mobil charteran dari hotel untuk 5 orang dewasa dan 1 anak batita. Wah senang sekali rasanya, bisa melihat “window of the world” di Shenzen.

Pagi tanggal 18 September, selepas sholat subuh, aku  menyiapkan semua kebutuhan. Mulai dari kebutuhan Billa [pampers, pakaian ganti, makanan dan susunya], aku juga menyiapkan air mineral dan teh herbal plus nasi goreng, khawatir disana gak ada rumah makan halal di kawasan wisata. *biasanya emang gak ada sih... ^_^

Jam 8.30 pagi kami turun ke lobby, dan berjumpa dengan teman-teman Ayah Billa. Jam 8.45 masuk ke mobil charterannya dan berangkat. Aku tidak tahu biaya charter mobil tersebut, namun di kamar ada keterangan mengenai pencharteran mobil ini, ada yang berdasarkan lamanya pergi [hitungan jam], ada yang berdasarkan jarak atau bisa juga mencharter seharian penuh. Ini juga tergantung jenis mobil yang disewa. Mobil yang dicharter hari itu adalah sejenis mobil untuk keluarga, karena isinya untuk 7 orang.

Kalau lihat list yang ada di hotel, ke Shenzen dihitung charter jarang jauh. Biayanya untuk round trip sekitar 1000 yuan. Tapi karena kami tidak hanya round trip [atau PP] tapi juga ke tempat makan pulang dari Shenzhen, mungkin biaya charter lebih dari itu. Biaya charter ini kabarnya dapat sangat mahal ketika Canton fair berlangsung dan Asian Games. Karena list “car rental promotion” dari pihak hotel ini hanya berlangsung di luar acara nasional tersebut. Bahkan kamar-kamar hotelpun kembali ke rate biasa, jika sudah memasuki jadwal perayaan tersebut.

Perjalanan ke Shenzen cukup lancar. Kami hanya masuk ke tol dan tol saja. Kiri kanan pembangunan provinsi Guangdong terasa sekali. Bahkan perbatasan wilayah tidak terasa, karena tidak banyak perbedaan . Pembangunan merata. Itu yang dapat aku simpulkan.

Shenzen sendiri merupakan kota administratif dibawah naungan provinsi Guangdong. Ia merupakan wilayah Cina yang berbatasan dekat dengan Hongkong. Shenzen juga merupakan daerah Cina pertama dan yang paling sukses dalam hal pengembangan wilayah khusus ekonomi, berdasarkan keterangan Wikipedia.

Jarak tempuh perjalanan kami, lebih dari 90 km. Supirnya cukup tenang dan nggak grasak grusuk bawa mobilnya. Tolnya juga lebar-lebar. Billa sepanjang perjalanan tidur. Karena ia tidurnya larut, dan harus bangun pagi. Jadi kurang lebih 1,5 jam perjalanan ia tidur lelap. Alhamdulillah.

Jam 10.45 kami sampai di kawasan wisata Window of the World. Keluar mobil kami disambut dengan sinar matahari yang amat sangat menyengat. Billa langsung terbangun dan memperhatikan sekitarnya. Kami harus jalan kaki sekitar 150 meter ke arah pintu masuk, karena supir memilih parkir di tempat teduh. Ia harus menunggu berjam-jam di mobil, wajar ia memilih tempat teduh untuk beristirahat.

Menjelang ke pintu masuk, kami melewati kawasan pameran mobil. Dan di depan dari pintu masuk kawasan wisata tersebut, ada pintu keluar dari metro subway, kalau tak salah namanya Stasiun Lou Hu. Dan di seberang jalan terdapat Mal besar sekali. Happy Plaza, jika tidak salah namanya. Banyak gedung-gedung pencakar langit.

Dan kawasan pintu masuk Window of the world begitu kerennyaa. Ada air mancur besar, yang membuat Billa heboh melihatnya. Ia suka sekali air mancur. Dadah-dadah dia dengan air mancurnya. Juga tangga tinggi berikut bangunan serta patung-patung khas eropa dan pintu masuk khas roma. Dari kejauhan aku melihat Bola Dunia Raksasa dan Menara Eifel. Sebelum membeli tiket, kami foto-foto dulu di depan tulisan Window of the world yang berada di bangunan khas Roma. *aku jadi inget film The Da vinci Code, lihat bangunan piramid dari kaca tersebut. Ternyata itu adalah pintu keluar dari subway metro Shenzen. Keren deeeh !!

Eh iya... banyak sekali orang Indonesia disana. Kiri kanan berteriak-teriak rombongan turis dari Indonesia, baik yang logat Jakarta, Suroboyoan hingga Medan. Hehehehe. Aku kog jadi merasa pergi ke TMII ya... hehehehe

Sekedar info, di Shenzen ini ada beberapa kawasan wisata yang cukup terkenal menjadi ajang kunjungan para turis lokal maupun internasional. Antara lain, Chinese Folk Culture Village [semacam pameran dan informasi mengenai pedesaan di Shenzen], Happy Valley [Kawasan Lembah], Safari Park, Splendid China [Miniaturnya China, dan sayangnya aku tidak menggali informasi tentang ini sebelum berangkat. Ketika aku pulang dan cek tentang Splendid China, harusnya kami juga kesana. Karena untuk mengenal China secara keseluruhan, kita bisa lihat disini. Miniaturnya negeri China ada disini. Seperti TMII nya kita deh kalau gak salah]. Dan Window of the world adalah sebuah taman berukuran 480 hektar dengan memiliki lebih 130 bangunan reproduksi dari atraksi pariwisata terkenal seluruh dunia.

Di Window of the World, kita menikmati banyak miniatur dari bangunan khas negara-negara. Bahkan Borobudur mewakili Indonesia pun ada. Juga banyak fasilitas hiburan lain, seperti bioskop 4 dimensi di kawasan Amerika Serikat, area bermain ski di kawasan Alpen, taman jurasik park, dan banyaaaak lagi.

Aku dan rombongan akhirnya bagi dua. Karena kurang seru pergi berombongan. Aku langsung beli topi bertuliskan Window of the world, karena panasnya minta ampun, kadang-kadang Billa minta dipakein topi itu juga. Terus buka payung sepanjang hari. Harga topinya 10 yuan. Oh iya, harga tiket masuknya 140 yuan. Anak kecil dibawah  1 meter gratis. Yang bayarin juga pihak pentraktir...hehehe,  Alhamdulilllah...

Ketika masuk, kami langsung disambut oleh dinding tembok besar dengan berbagai ukiran menarik di kiri kanan wilayah pintu masuk. Ditengahnya ada semacam hall besaaaar. Mungkin kalau lagi ada atraksi keren banget ya. Modelnya kayak hall jaman yunani kuno. Kamipun mulai menelusuri satu persatu wilayah wisatanya. Rombonganku, ayah billa, billa dan Pak Haji teman Ayah Billa, mengambil kereta keliling wisata dulu. Ini untuk menghemat waktu, supaya bisa tahu kawasan mana saja yang bisa didatangi jalan kaki. Mengingat wilayah ini luas sekali. Ongkos naiknya, 20 yuan per orang. Kami pun menikmati fasilitas kereta ini sekitar 30 menit keliling wilayah.

Berfoto-foto di beberapa kawasan wisata. Uniknya supir kereta tahu sedikit bahasa Indonesia. Kepada kami dia bilang...”foto, 3 menit”. Hehehe segitu banyaknya turis Indonesia ya, sampai bisa bahasa Indonesia supir kereta. Bahkan ketika kami jalan melewati toko souvenir, si penjaja souvenir teriak ke arahku “Nona Nona, dari Indonesia ? beli sini. Oleh –oleh”. Akupun tersenyum. Wah banyak juga orang Indonesia rajin nyantronin wilayah ini ternyata...hehehe

Waktu empat jam ternyata benar-benar belum cukup untuk mendatangi semua wilayah ini. Akupun mulai capek, dan khawatir dengan panas menyengat akan membuat putriku tak nyaman. Apalagi dia tak mau makan sama sekali, hanya dua suap saja. Pagi hari ini minum susu formula setengah gelas, udah itu saja. Menyusu ASI beberapa kali sekedar pelepas dahaga. Minum air mineral selama 4 jam itu ada satu botol. Belum lagi 1 kaleng minuman teh herbal yang aku bawa, diludas habis oleh Billa.

Ia tak ada capek-capeknya. Lari sana sini. Naik turun tangga. Sekali-sekali minta gendong dan tertawa-tawa. Namun ia tak suka difoto. Tiap kali minta bergaya, dia selalu bilang “nggak mau”. Waduuuh payah nih anak. Terlalu sering difoto ternyata tidak membuat dia jadi “banci kamera” malah jadi “benci kamera”...heheheh

Banyak tempat juga yang tak bisa aku datangi. Kaki ini sih masih kuat, tapi panasnya terik matahari, beberapa kali memaksa aku  beristirahat dan menghilangkan sakit kepala dengan mencari tempat teduh. *untung banyak pohon besar yang bisa jadi tempat berteduh. Aku lupa membawa kacamata hitamku, padahal sebagai “pasien” migrain, kacamata hitam adalah salah satu cara ampuh menghindari migrain. Aku tak bisa berfoto di gedung keong khas Sidney, juga tidak di London Bridge dan beberapa tempat lainnya. Namun aku paling suka berfoto di dekat menara Eifel, air terjun niagara dan piramid mesir. Hehehe siapa tahu suatu hari nanti beneran bisa kesana ya.. ^_^V

Jam 15.00 kami sepakat untuk pulang. Sebelumnya aku sempat berfoto berlatar belakang patung liberty. Ingin beli oleh-oleh souvenir, tapi kog ya mahal banget ya... ? Ya Iyalah tempat wisata...hehehe akhirnya aku hanya membeli sebuah buku seperti pasport, berisi keterangan tempat wisata tersebut. Nama bukunya passport to window of the world. Ayah Billa sempat mencap berbagai tanda negara di bagian belakang buku seperti cap masuk negara. Mulai dari Indonesia, China hingga negara-negara favorit si ayah ada di bagian belakang buku. Harga bukunya 20 yuan. Billa sempat dibeliin payung kecil khas China, sayang hanya berumur 2 jam, karena berhasil dengan sukses dipatahkan oleh Billa. Hiks... padahal harganya 35 yuan. Sayang banget ya...

Perjalanan pulang memakan waktu lebih lama dari yang kami prediksi. Nyaris 3 jam kami baru sampai kota Guangzhou lagi, karena di tol macet total. Ternyata ada kecelakaan. Billa tidak mau diam selama di mobil. Sibuk main dan godain teman-teman ayah Billa. Akupun sempat kehilangan sabar, karena ngantuk berat. Beruntung mendekati jam 16.30, dia mulai mengantuk dan tertidur. Akupun dapat tidur juga walaupun hanya ½ jam. Jam 18.30 lebih kami sampai di rumah makan Pandan. Untuk makan malam. Alhamdulillah, billa mau makan dengan lahap sampai nambah. Karena aku pesan lauk kesukaannya. Sop buntut...heheheh

Jam 20.00 malam, kamipun pulang ke arah hotel. Namun Billa tak mau langsung beristirahat. Ia tahu ayahnya akan pergi menemani teman-temannya melihat-lihat tas koper di toko tas dekat hotel. Ia buru-buru  mengambil sepatunya kembali dan langsung minta ikut.

Aku pasrah aja dengan keaktifan dirinya. Dan membiarkan ia ikut ayahnya. Jam 21.30 baru pulang. Rambutnya basah oleh keringat. Aku biarkan dia minta dinyalain tivi dan vcd huruf hijaiyah nya. Setengah jam kemudian, aku mandikan air panas dan membalurnya dengan minyak telon, sekalian aku pijat pelan-pelan kakinya. Ia menikmati sekali pijatan itu karena tak bergerak sambil matanya terus melihat tivi. ^_^

Jam 11 lewat, aku sudah tak kuat lagi, aku tidur. Dan Billapun ikutan tidur. Kami benar-benar kehabisan energi. Energi bahagia karena abis jalan-jalan...

 

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun