Mohon tunggu...
heri af
heri af Mohon Tunggu... Dosen - Traveller- visual design n art

Dosen Fotografi dan Dkv, Mahasiswa aktif pasca sarjana magister ilmu komunikasi, Ketua Alumni SR, Sekjen Alumni Pecinta Alam SMA, Mantan pekerja tv, kontributor foto komersil, konten kreator dan penggiat sosial. I'm a postmodernism, skuteris and i dream journey to pacific crest trail and rest to Andorra...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yuk Tingkatkan Gotong Royong Sebagai Support System yang Luar Biasa Selama Pandemi

14 Agustus 2021   23:27 Diperbarui: 14 Agustus 2021   23:56 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
courtesy Facebook.com/wantigebs

I. Pendahuluan 

Sejak zaman kerajaan nusantara, kolonialisme Hindia Belanda hingga sekarang, Indonesia masih memiliki budaya dan tradisi yang khas dan luar biasa, yaitu gotong royong. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gotong royong mempunyai arti bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu) di antara anggota-anggota suatu komunitas. Gotong royong adalah  istilah Indonesia untuk bekerja bersama-sama dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan. Asal muasal kegiatan tersebut berasal dari bahasa Jawa gotong yang memilik arti "mengangkat" dan royong yang berarti "bersama" ketika mereka membangun dan memindahkan rumah dengan menggotongnya bersama-sama dengan batang royong. Bersama disini berarti  mengutamakan musyawarah, Pancasila, hukum adat, Ketuhanan, serta kekeluargaan.  Gotong royong kemudian menjadi dasar filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh Muhammad  Nasroen yang dikenal sebagai pelopor filsafat Indonesia. Gotong royong sebagai bagian dari kebudayaan asli Indonesia juga sebagai cara berkomunikasi sama seperti yang dikatakan Edward T Hall (1959) bahwa kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan

2. Contoh Tradisi Gotong Royong Di Berbagai Daerah 

Sebagai masyarakat yang ramah dan saling tolong menolong, tradisi gotong royong ada di berbagai daerah di Indonesia. Tradisi gotong royong memiliki nama yang khas di setiap daerah dengan tujuan gotong royong yang berbeda tentunya, namun memiliki satu kesamaan yaitu adanya kegiatan saling membantu tanpa memperhitungkan upah. Penulis memilihkan enam contoh tradisi yang menonjol yang tersebar dari berbagai daerah seperti  (1)Tradisi Huyula dari Gorontalo yang bersama-sama membangun fasilitas umum dan kegiatan upacara.  (2)Tradisi Nganggung dari Kabupaten Bangka adalah kegiatan gotong royong dalam kegiatan agama dll antar warga dalam satu desa atau antar desa. (3)Tradisi Ngayah dari Bali yaitu kegiatan gotong royong yang bukan hanya sekedar kegiatan sosial, tetapi juga sebagai perintah agama. (4)Tradisi Marsiadapari Suku Karo, Sumatera Utara, adalah gotong royong mengolah  sawah secara bergilir. (5) Tradisi Beganjal dari Kepulauan Riau, bergotong royong dalam mempersiapkan hajatan tanpa dibayar. (6)Tradisi Marakka' Bola atau yang dikenal dengan mapalette dari Sulawesi Selatan yaitu bergotong royong memindahkan rumah secara sukarela

3. Trend Covid Belum Berakhir.

Pandemi Covid-19 akan memasuki tahun kedua dan belum ada tanda-tanda surut.  Vaksin makin digalakkan oleh pemerintah diberbagai tempat  yang disediakan secara gratis bagi WNI dengan KTP domisili bebas. Namun penularan covid belum juga menunjukkan trend menurun. Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan terkait seperti PSBB, new normal hingga PPKM level 4. Pemerintah mengeluarkan kebijakan kebijakan tersebut secara hati-hati karena dampak ekonomi dan stabilitas keamanan. Selama ini saja sudah ribuan usaha kecil tutup, pekerja di PHK dan industri pariwisata tidak berjalan. Dengan keadaan tersebut tentunya daya beli masyarakat juga menurun.

Rumah sakit dikabarkan mengalami kekurangan kamar dan tempat tidur bagi pasien Covid- 19. Di Jakarta, warga sulit mendapatkan ketersediaan ruang perawatan. Menurut data JSU CSSE COVID-19 Data, Indonesia mengalami puncak trend Covid-19 pada tanggal 18 Juli 2021 dengan angka kasus  baru 44.721 orang dan rata-rata per minggu 50.039 orang. Mereka yang menginginkan rawat inap biasanya adalah penderita Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat solasi mandiri biasa dilakukan karena berbadan memiliki riwayat penyakit atau komorbid. Pasien Covid-19  dengan gejala ringan seperti  orang tanpa gejala atau disebut OTG, mereka memilih untuk di rawat di rumah atau dikenal dengan istilah isolasi mandiri.

3. Sentimen Positif Masyarakat 

Berkat himbauan pemerintah dan informasi yang di dapat oleh warga, kini warga cenderung bisa menerima kondisi warganya yang sedang Isoman. Sebelumnya banyak  penolakan terhadap warga yang terkena Covid-19 bahkan jenazahnya sekalipun.   Di awal pandemi Covid-19, pasien kasus 01,02 dan 03 mendapatkan stigma buruk oleh masyarakat, sehingga meski mereka sudah sembuh, mereka belum berani keluar rumah dalam waktu yang cukup lama.

Kini berkat informasi dan persuasi yang dilakukan pemerintah, media massa dan perangkat pemerintah, warga mulai bisa menerima bahwa pandemi ini adalah musibah yang siapa saja bisa kena. Secara positif  warga kemudian berinisiatif gotong royong mengantarkan makanan matang atau bahan makanan lalu diletakan di depan rumah atau digantung di pagar rumah untuk diambil oleh penghuni untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka selama dalam isolasi mandiri.  Isolasi mandiri dengan dukungan warga sangat berarti bagi keluarga yang tertimpa musibah ini. Perangkat desa, sesepuh dan warga hadir menjadi support system bagi keluarga yang menjalankan isolasi mandiri. Dalam kondisi seperti ini, tetangga menjadi saudara terdekat. Ini adalah salah satu manajemen pandemi Covid-19  yang cukup ciamik yang seharusnya bisa di antisipasi oleh pemerintah, dimana Mensos mengakui bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri melainkan harus didukung oleh inisiatif warga melalui gotong royong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun