Mohon tunggu...
Dedy Sudirman
Dedy Sudirman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Sedang Belajar Menulis. Penyumbang Cerita, Fikiran, Gagasan, Pendapat, Kritik dan Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penceramah Bersertifikat, Good Looking Versus Radikalisme

23 Oktober 2020   15:07 Diperbarui: 23 Oktober 2020   15:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SAYA AKAN MEMULAINYA DARI PENGERTIAN SERTIFIKAT ITU SENDIRI

SERTIFIKAT menurut pengertian bahasa Indonesia adalah tanda atau surat keterangan pernyataan tertulis atau tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti pemilikan atau suatu kejadian. PENCERAMAH atau USTADZ itu adalah orangnya. Kemudian timbul pertanyaan, Apakah penceramah itu sebaiknya good looking dan bersertifikat? Apakah Penceramah radikal itu sangat berbahaya untuk membelah bangsa?

Coba kita analisis!!

SAYA AKAN MASUK KEDALAM RASIO PEMIKIRAN SAYA DAN KEMUDIAN SAYA AKAN MENGKRITIKNYA SECARA RASIONALIS:

Coba kita apriori kan melaui 1 literasi saja " Jika Seseorang meninggal dunia maka terputus amalannya kecuali 3 perkara. Point saya adalah " ilmu yang bermanfaat".  Coba saya hubungkan dengan sertifikat. Saya mencontohkan" Anak 10 tahun hafidz Quran dan mengajarkan ilmu pengetahuan agama kepada semua orang dewasa, remaja, anak-anak bahkan orang tua juga mualaf. Kemudian anak ini datang ke Kemenag RI. Dia bilang " Pak, saya dikasih sertifikat juga?

Point saya adalah ilmu boleh dimiliki siapa saja sekalipun anak berusia 10 tahun tanpa harus dibebani sertifikat. Apa penceramah 10 tahun itu dianggap radikal? Saya yakin dan percaya bahawa anak 10 tahun yang dianggap radikal itu tidak akan membelah bangsa meskipun dalam jumlah yang cukup banyak. Justru sebaliknya karena pemikiran radikal anak 10 tahun itulah islam akan mencerahkan keislaman bangsa.

KEMUDIAN SAYA AKAN MEMBANDINGKAN DENGAN ANALISIS EMPIRIS SAYA: BEGINI:

Ada 8200 sertifikat yang akan disediakan kementerian agama. Pertanyaannya Apakah sertifikat dapat  menyelesaikan masalah? Pemerintah sebaiknya mencoba pecahkan masalah masalah yang lebih substantif tentang keagamaan Indonesia terutama masalah keterbelahan umat islam dan agama lainnya. Itu yang penting.

Point saya adalah pemerintah harus membuat program program yang lebih dapat dianalisis logis dan empirisnya terutama dampaknya pada agama itu sendiri dan masyarakat. Kemudian mengeksekusi program tersebut dengan hati-hati secara dialogis dalam mengembangkan diksi positif pada publik dengan tidak membuat resah, marah dan rasa curiga masyarakat yang menimbulkan kesan bahwa pemerintah dianggap salah dalam mengambil keputusan. Point saya adalah pemerintah dalam membuat literasi bisa diuji dengan akal sehat melaui tesis dan antithesis sebelum tumpah ke ruang publik.

UJI COBA saya tentang TESIS akal sehat dan ANTI TESIS penguasa

Kalau seandainya penceramah bersertifikat itu nantinya ada bagaimana kalau dibalik dengan wacana:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun