Mohon tunggu...
Diajeng Ayu Putri Sukandi
Diajeng Ayu Putri Sukandi Mohon Tunggu... Lainnya - I love my self

being mature enough to write

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tentang Gambaran Jurnalisme di Masa Depan

12 Februari 2018   08:19 Diperbarui: 12 Februari 2018   19:00 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Macleay Newsroom.

Lalu, di masa depan, bisa jadi bahkan tidak ada lagi yang namanya investigasi, yang ada mungkin hanya pengamat komentar dan komunitas. Karena jurnalisme di masa depan akan lebih menekankan pembangunan komunitas. Mereka hanya akan duduk di depan layar monitor sembari melakukan monitoring online website. It's happen because news gather by collect some interest in online website.

Pergeseran ini tentu bukan hal yang mengejutkan. Ini adalah konsekuensi yang harus diterima karena perubahan teknologi yang ada. Internet adalah sumber pergeseran, kemudian didukung oleh digitalisasi yang membawa banyak sekali kemudahan dan kesedihan. Internet tentu menjadi hal yang paling penting sekarang.

Zoe Smith, seorang jurnalis senior asal Inggris, dalam tulisannya, mengutip bahwa 74 persen Net Generation antara umur 11 dan 30 di Inggris, lebih memilih hidup tanpa tv dari pada hidup tanpa internet. Ini tentu sesuatu yang mengejutkan, berapa internet telah menjadi candu bagi generasi muda.

Maka, tidak heran jika dalam hal akses informasi pun mereka lebih kerap menggunakan gawai dari pada tradisional informasi seperti surat kabar atau majalah. Padahal, Charles Bobrinskoy, Vice Chairman dan Arial Capitam Menegement mengatakan bahwa masih tidak ada sumber terbaik untuk berita daripada surat kabar.

Jurnalisme Kuratif

Sekarang dan masa depan mulai akan ditinggalkan. Sekarang jurnalis adalah penulis dan pembuat konten. Mereka tidak lagi turun ke lapangan untuk mencari berita. Mereka hanya tinggal duduk dan mengamati apa yang sedang menarik dilakukan masyarakat. Mereka mengumpulkan pecahan informasi kepada satu titik, mereka membiarkan orang lain mendapatkan informasi yang lebih spesifik, mereka adalah biasanya disebut jurnalisme kuratif atau koresponden.

Setiap organisasi berita memiliki kurator sebagai core competency dari organisasi tersebut. Jurnalisme kuratif ini adalah penyebab utama jurnalis tumbuh subur dan menjamur. Hal ini karena dia menyusutkan ruang kerja dan mempekerjakan banyak sekali reporter.

Hal ini cukup menarik, ini tentang bagaimana cara mendorong media sosial dan kemajuan teknologi komunikasi. Kurator memberikan peluang untuk bisa menjadi jurnalis. Mereka memang bukan garda depan industri media, tapi para kurator ini merespon apa yang pembaca inginkan.

Mereka ada di antara jurnalis sebagai mengumpulkan informasi dan pembaca sebagai pencari informasi. Para kurator ini mengumpulan satu informasi yang diinginkan pembaca dari berbagai sumber, seperti blog, media sosial, dan media pada umumnya hingga menjadi satu konten berita yang diingnkan. Oleh karena itu editor bagi konten ini sangat harus terpercaya dan jeli. Seorang kurator bahkan biasanya lebih tahu mana berita yang bernilai.

Semangat Berbisnis

Selain melahirkan banyak kurator yang nantinya akan melahirkan bibit-bibit jurnalis. Kemunculan internet bagi jurnalisme masa depan juga melahirkan semangat berbisnis (An Entrepreneurial Spirit). Sudah menjadi rahasia umum bahwa bisnis media adalah salah satu bisnis yang menjanjikan dengan pundi-pundi rupiah yang terus mengalir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun