Mohon tunggu...
Diajeng Ayu Putri Sukandi
Diajeng Ayu Putri Sukandi Mohon Tunggu... Lainnya - I love my self

being mature enough to write

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Artikel Era Digital, Sajian Ringan untuk Dibaca

7 Februari 2018   07:29 Diperbarui: 7 Februari 2018   07:34 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah portal media massa yang ada di internet, sekarang ini. Pada awal seranggannya, hampir tidak bisa dibedakan mana yang baik dan mana yang benar. Mana yang kredibel dan mana yang abal-abal. Hal ini dikarenakan semuanya sama. Jangankan membaca, memilih yang mana yang hendak dibaca saja dulu masih bingung.

Kira-kira memasuki tahun 2015, banjir portal media mulai menyerang. Meski sudah lama berapa media di Indonesia, mulai beralih ke dalam bentuk digital atau portal website. Namun 2015 sampai 2016 pertengahan hingga sampai sekarang adalah puncak serangannya.

Berbagai gaya ditampilkan sebagai ciri khas. Ada yang penuh gambar dan warna, ada yang tulisannya singkat, ada yang ditambah video terkait, ada yang penuh slide foto, dan masih banyak lagi ciri lainnya. Inovasi yang diberikan oleh berbagai portal media ini, tentu tidak tanpa alasan.

Semakin ke sini, kebiasaan orang Indonesia dalam hal membaca dan menikamti informasi memang sedikit mengalami pergeseran. Budaya membaca sudah mengalami penurunan. Pada tahun 2016, tercatat bahwa dari 61 negara di dunia, Indonesia menempati posisi 60 di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).

Hal inilah yang kemudian membuat media massa merasa under pressure ketika mereka hanya harus menyajikan tulisan saja. Oleh karena itu, mereka harus memeras otak untuk bia menciptakan inovasi baru, yang bisa meningkatkan minat baca, atau setidaknya memberikan solusi lain yang bisa membuat masyarakat Indonesia tetap melek informasi.

Seiring dengan gencarnya arus informasi, tentu setiap orang memiliki seleranya sendiri dalam menentukan media mana yang paling menarik untuk diikuti. Banyak media baru yang menawarkan keragaman isi, elemen dan konten. Salah satunya adalah Vice Indonesia.

Vice Indonesia merupakan salah atu media keninian yang bisa mebawakan trend membaca yang menyenangkan. Dalam beberapa artile dalam rubrik Indonesia, beberapa kali Vice menampilkan tulisannya dalam bentuk storyteller yang sangat ringan untuk dibaca.

Gaya tulisannya dibuat seolah kamulah (pembaca) yang sedang melakukan aktifitas terkait. Dengan menggunkan kata ganti orang pertama, pembaca akan dibawa menyelam lebih dalam. benar-benar seperti saat pembaca bercerita kepada teman.

Seperti salah satu artikel Vice yang berjudul "Kami Mencari Tahu Alasan Sebagian Biksu Buddha Menolak Video Game", yang jika dianalisis dengan menggunakan prinsip 50 Writing Tools oleh Roy Peter Clark mengandung beberapa unsur di bawah ini:

#7 Dig the Concrete and Specific

Bagi pembaca yang suka dengan cerita yang mendalam (in-depth), vice bisa menjadi salah satu pilihan untuk dibaca. Hal ini dikarenakan beberapa tulisan artikel di dalam vice merupakan liputan atau cetita mendalam tenang suatu kasus. Dan, lagi, seperti tulisan pada artikel di atas, pemilihan topik dan pengembangannya lebih specific dan tidak melebar. Jadi, tulisannya fokus dan sangat mudah untuk dinikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun