Mohon tunggu...
Diah Woro Susanti
Diah Woro Susanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger

Blogger, Writer, Crafter FB : Diah Woro Susanti Twitter/Ig : @mba_diahworo Email : Diahworosusanti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

B30 Ramah Lingkungan, Siap Tangkal Boikot terhadap Sawit Indonesia

11 Desember 2019   20:40 Diperbarui: 11 Desember 2019   21:00 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lama ini marak terdengar isue kalau industri sawit merusak lingkungan. Beberapa negara bahkan melarang impor sawit. Mari kita luruskan persepsi yang sudah terlanjur buruk di masyarakat bahwa perkebunan sawit sejatinya tidak merusak lingkungan. Kalau di lapangan ditemukan perusahaan sawit yang nakal sehingga merusak hutan untuk membuka lahan, seharusnya itu semua jadi tugas kita bersama untuk mengawasi praktik-praktik kotor semacam itu. Jadi tidak semua perusahaan sawit itu kotor seperti yang ramai terdengar. Sudah saatnya kita melek akan sawit. 

Ayo, siapa, sih, yang tidak membutuhkan kelapa sawit? Dalam kehidupan sehari-hari produk turunan kelapa sawit kita butuhkan tanpa disadari. Contohnya minyak goreng, kosmetik, sabun, pasta gigi, shampo, deterjen, body lotion, biskuit, roti, pelumas, minyak gemuk, avtur dan biodiesel. Sanggupkah kita hidup tanpa itu? 

Di sisi lain menghadapi ancaman boikot negara-negara Eropa terhadap sawit Indonesia tentu ada plus minusnya. Petani kelapa sawit akan merasakan imbasnya dengan jatuhnya harga tandan buah segar kelapa sawit. Sebagai salah satu penyumbang terbesar pemasukan ekspor Indonesia tentu negara kita akan merasakan kesulitan dalam memasarkan kelapa sawit. Tapi di sisi lain, dengan ancaman boikot tersebut ada sisi positifnya juga. Harga minyak goreng bisa turun, serapan CPO domestik meningkat sehingga otomatis harga BBM Biosolar dimungkinkan bisa turun. Nah yang menarik teknologi B20, B30, B50 bahkan B100 dimungkinkan akan berkembang. Karena apa, negara kita memiliki produksi kelapa sawit terbesar di dunia. 

Menyoroti peran pemerintah dalam pemanfaatan kelapa sawit mentah sebagai Energi Baru Terbarukan di masyarakat, FMB9 kembali menggelar diskusi Media pada Senin, 9 Desember 2019 silam. Bertempat di Ruang Serbaguna Kementerian Kominfo bertema Diskriminasi Kelapa Sawit, B30 Siap Meluncur hadir narasumber : 

Musdhalifah Machmud - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian

Andriah Feby Misna - Direktur Bioenergi KemenESDM 

Dedi Junaedi - Direktur Pengolahan dan Pemasaran Ditjen Perkebunan Kementan. 

Sejatinya sudah lama Indonesia mengupayakan pemanfaatan kelapa sawit sebagai bahan bakar ramah lingkungan. Uji coba B20 telah dilakukan dan berjalan sukses. Yang terbaru, pelaksanaan Uji Coba Pencampuran Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel 30% (B30) ke dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Solar periode 2019 kembali berjalan sukses. 

Dimulai 25 November 2019 kini sedang berlangsung uji coba distribusi.  Ke depannya pemerintah telah berniat untuk meneruskan program  EBT ke B50 dan B100. Selama dalam pelaksanaan uji coba B30, Kementerian ESDM telah menghitung setidaknya dibutuhkan 9,6 juta kiloliter Fatty Acid Methyl Ester (FAME) untuk mendukung B30 pada tahun 2020. Jumlah tersebut didasarkan pada kebutuhan FAME 2019 sebesar 6,6 juta kiloliter. 

Biodiesel atau bahan bakar nabati untuk mesin atau motor diesel berupa ester metil asam lemak (minyak nabati) atau bahasa kerennya FAME alias Fatty Acic Methyl Ester diyakini pemerintah sebagai salah satu solusi dari jebakan defisit neraca transaksi berjalan. Semangat itulah yang yang mengemuka dalam Intruksi Presiden Inpres Nomor 6 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Tahun 2019 - 2014 (RAN-KSB)

Inpres yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 22 November 2019 ini dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pekebun, penyelesaian status dan legalisasi lahan, pemanfaatan kelapa sawit sebagai energi baru terbarukan dan meningkatkan diplomasi untuk mencapai perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, serta mempercepat tercapainya perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun