Mohon tunggu...
Diah Trisna Yuliana
Diah Trisna Yuliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Hobi saya random banget sesuai mood :))

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keresahan Para Pendaki

21 September 2022   17:29 Diperbarui: 21 September 2022   17:36 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kabupaten Magetan, Jawa Timur dikenal sebagai salah satu daerah yang sebagian besar didominasi oleh pemandangan alamnya yang sungguh luar biasa. Dari letaknya yang sangat strategis, yaitu di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur, lebih tepatnya di Kabupatean Karanganyar, dan di bawah lereng kaki Gunung Lawu.

Banyaknya wisata alam, yang ada di daerah Magetan membuat para pengunjung yang datang tidak hanya dari pengunjung domestic, namun pengunjung dari berbagai mancanegara pun bahkan banyak sekali yang datang untuk menikmati berbagai wisata alam yang ada di Magetan. Seperti, Cemoro Sewu, Cemoro Kandang, Telaga Sarangan, Lawu Park, dan masih banyak lagi.

Karena Magetan dikenal sebagai salah satu daerah yang sangat asri serta letaknya yang diapit oleh beberapa gunung bahkan bukit membuat daerah Magetan memiliki karakteristik tersendiri, dibandingkan dengan daerah lainnya.

Lawu Montains, atau sering disebut Gunung Lawu...
Gunung Lawu sendiri terletak di 3 daerah, yaitu di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Konon Gunung Lawu merupakan tempat persinggahan terakhir Prabu Brawijaya, yang merupakan Rraja terakhir dari Kerajaan Majapahit. Dan Gunung Lawu sendiri konon kata masyarakat setempat merupakan tempat Prabu Brawijaya untuk mengasingkan diri. Gunung Lawu sampai saat ini memiliki status aktif, namun pada saat ini berada dalam fase istirahat.

Namun keadaannya sekarang Gunung Lawu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat bahkan oleh banyak wisatawan sebagai lajur pendakian. Pendakian di Gunung Lawu ini sudah ada sejak lama, namun hingga saat ini beritanya baru meluas ke seluruh wilayah Indonesia, sehingga banyak sekali pengunjung domestic maupun mancanegara yang berbondong-bondong datang untuk menikmati puncak Gunung Lawu.
Gunung lawu terletak dengan ketinggian 3.265 Mdpl. Dengan puncak 3.118 m, yang menjadikan Gunung Lawu sebagai salah satu Gunung tertinggi di dunia, yaitu menduduki pada posisi 76.
Banyak sekali para anak-anak muda yang telah mendaki Gunung Lawu di setiap harinya, dan bahkan ada juga yang hanya tek tok saja, yaitu mendaki hingga sampai puncak gunung, lalu hanya sekejab memandangi ataupun menikmati puncak gunung yang keberadaannya di atas awan, lalu turun lagi. Menurutnya aktifitas tersebut merupakan definisi untuk healing atas permasalahan - permasalahan yang sedang dialami oleh sang pendaki.

Untuk mendaki Gunung Lawu sendiri terdapat 2 jalur, yaitu dengan menggunakan jalur Cemoro Sewu yang menurut teman -- teman saya termasuk jalan termudah, dan yang kedua yaitu jalur Cemoro Kandang, begitupun juga Candi Cetho. Yang merupakan jalur normal. Di dalam proses pendakian terdapat berbagai pepohonan -- pepohonan yang beranekaragam, sehingga membuat para pendaki tidak mengalami atau meminimalisir panasnya cuaca di siang hari. Tetapi, kebanyakan para pendaki mulai kegiatan mendaki pada malam hari untuk mengurangi besarnya tenaga yang digunakan. Memang benar sih, lebih capek melakukan kegiatan di siang hari daripada di malam hari.

Dengan adanya destinasi pendakian Gunung Lawu tersebut membuat Pemerintah Daerah Magetan menambah atau meningkatkan devisa daerah.
Tetapi disisi lain, ada banyak berbagai permasalahan yang timbul dibalik keindahan destinasi pendakian tersebut, salah satunya yaitu akhir -- akhir ini banyak  terjadi korban pendaki yang mengalami hipo bahkan sampai meninggal dunia.

Kemarin, Minggu 18/09/2022 salah seorang pendaki asal Jebres, Surakarta, Jawa Tengah dilaporkan pingsan di pos 3 jalur pendakian Gunung Lawu Magetan via Cemoro Sewu, Desa Ngancar, Plaosan, Magetan, Jawa Timur.
Permasalahan tersebut salah satunya disebabkan oleh kurangnya fasilitas hingga sarana dan prasarana yang tersedia di jalur pendakian Gunung Lawu. Seperti kurangnya rest area yang tersedia, pos -- pos yang ada pun kurang memadai kondisinya, kayu yang terlihat rapuh, bahkan sudah tidak kuat untuk menyangga. Minimnya tim sar yang ada di setiap pos pendakian juga berpengaruh terhadap para pendaki Gunung Lawu, karena tim sar tersebut hanya ada pada pos satu, dimana letak pos satu ini hanya terletak pada pintu masuk, sehingga kurang cepat dalam penaganan jika terdapat pendaki yang mengalami hipo atau penyakit yang tiba -- tiba kambuh. Selain itu juga kurangnya akses penerangan jalur pendakian yang ada di setiap pos, Minimnya tempat ibadah yang membuat para pendaki kebinggungan untuk melakukan ibadah. Kurangnya kamar mandi atau toilet umum yang ada di setiap pos jalur pendakian, sehingga mengakibatkan para pendaki kebanyakan membuang air kecil di sembarang tempat yang dapat mengakibatkan berbagai permasalahan khususnya pada hal -- hal yang mistis. Warung Pendaki. Warung pendaki yang ada di Gunung Lawu ini lebih dikenal oleh masyarakat yaitu dengan sebutan Warung Mbok Yem. Dimana warung ini menjual berbagai jenis makanan serta minuman yang di persediakan untuk para pendaki yang ingin mengisi energi. Hanya warung mbok Yem saja yang menyediakan berbagai kebutuhan para pendaki, dan letaknya pun di atas. Maka dari itu para pendaki berharap agar disediakan berbagai jenis warung yang ada di lajur pendakian Gunung Lawu. Selain itu, kurangnya stand penyewaan alat -- alat camping atau penyedia perlengkapan camping yang akan dipergunakan para pendaki jika mereka akan bercamping, sehingga para pendaki harus membawa perlengkapan sendiri dari rumah jika ingin bercamping di puncak Gunung Lawu. Semisal jika tersedia akan membuat para pendaki tidak merasa kelelahan tanpa harus membawa perlengkapan camping dari rumah masing -- masing.
 
Dari hal tersebut banyak terjadi kejadian -- kejadian yang dialami oleh banyak pendaki, seperti kejadian pendaki yang mengalami hipo, karena minimnya tim penyelamat, maka pendaki tersebut tidak bisa di selamatkan. Hilangnya para pendaki juga sering terjadi di jalur pendakian Gunung Lawu yang kebanyakan  hilangnya secara mistis, kemungkinan besar mereka para pendaki yang hilang tidak tahu adanya beberapa aturan ataupun larangan -- larangan ketika mendaki Gunung, mungkin mereka membuang air kecil sembarangan yang kononnya akan menganggu makhluk lain yang ada dusekitarnya, hal itu disebabkan minimnya toilet yang tersedia untuk para pendaki. Adanya kondisi atau cuaca yang buruk yang tidak bisa diperkirakan juga akan membuat para pendaki mengalami berbagai mesalah, seperti tidak layaknya tenda yang digunakan untuk berteduh, karpet yang basah, dan bahkan bangunan tenda yang hancur karena adanya badai, kemungkinan besar jika tidak ada pengganti atau penyelamat para pendaki tersebut akan mengalami hipo ataupun kedinginan yang sangat hebat, dan kemungkinan akan membuatnya sampai meninggal dunia. Kejadian -- kejadian tersebut jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi masyarakat setempat juga akan berdampak buruk bagi perekonomian Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan karena berkurangnya pengunjung atau pendaki Gunung Lawu.
Maka dari itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan harus segera bertindak untuk memperbaiki segala permasalahan -- permasalahan yang mengakibatkan kerugian pada para pendaki tersebut. Dengan cara menyediakan sarana dan prasarana yang semula kurang menjadi tercukupi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun