Gresik, 29 Juni 2022- Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi suatu hal yang saat ini tidak asing lagi bagi kalangan mahasiswa.Â
Bahkan, untuk saat ini beberapa Perguruan Tinggi telah mewajibkan mahasiswa nya untuk mengikuti kegiatan tersebut sebagai suatu kegiatan Pengabdian Masyarakat dan pertanggungjawaban dari mahasiswa atas disiplin ilmu dan teoritis ke empiris yang telah ditempuh di bangku perkuliahan, serta sebagai perwujudan atas penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.Â
Kampus Merah Putih yang merupakan julukan dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya ini melaksanakan kegiaatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diikuti oleh mahasiswa disetiap tahun nya.Â
Dengan tema pelaksanaan KKN "Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi" namun sayang nya pada situasi pandemi Covid-19 saat ini yang masih ada, pelaksanaan KKN dilakukan secara individu dikediaman masing-masing mahasiswa.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat Diah Puspita Dewi, mahasiswa S1 Psikologi Untag Surabaya yang berada dibawah bimbingan Bapak Muh. Jufri Ahmad, SH., MM., MH yang selaku dosen pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kegiatan KKN pada tahun ini.Â
Melalui kegiatan KKN ini, ia bekerja sama dengan Ibu Romlah selaku mitra pelaksanaan kegiatan KKN yang merupakan seorang petani cabai di Dusun Randegan Rt.001 Rw.003, Desa Randegan Sari, Driyorejo, Gresik.Â
Melalui program KKN ini, Diah memberikan solusi kepada Bu Romlah untuk mengubah cabai-cabai segar dari hasil pertaniannya untuk diubah menjadi sebuah produk cabai bubuk yang nantinya akan dipasarkan melalui social media. Proses pembuatan produk diawali dengan kegiatan panen cabai, proses pengeringan cabai, hingga pada proses pengemasan produk.Â
Dengan sasaran pemasaran produk cabai bubuk dari hasil program ini ialah ibu rumah tangga dan masyarakat luas di Desa Randegan Sari, Driyorejo dan sekitarnya.
Pengusulan program ini didasari karena murahnya hasil penjualan cabai yang telah dipanen dan tidak sesuai dengan biaya perawatan cabai sebelum masa panen. Namun, hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa pada masa sekarang ini kurang stabilnya harga jual hasil pertanian seperti cabai yang terkadang mengalami kenaikan ataupun penurunan secara drastis dapat merugikan petani.Â
"Melalui program ini, saya berharap dapat membantu Bu Romlah selaku mitra serta masyarakat luas dalam menciptakan sesuatu dari hasil panen pertanian.Â