Mohon tunggu...
Diah Permata
Diah Permata Mohon Tunggu... Administrasi - Pengagum karya Buya Hamka

mecintai sesama itu harus, tapi mencintai diri sendiri itu juga penting

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tren Pemimpin Milenial dan Peluang Besar AHY 2024

27 Juli 2020   11:30 Diperbarui: 27 Juli 2020   11:31 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Dari paparan lembaga survei Politika Research and Consulting (PRC), menyatakan bahwa dalam beberapa kali gelaran Pilkada terjadi peningkatan tren keterpilihan pemimpin muda. PRC mencatat pada Pilkada 2017, keterpilihan pemimpin muda sebesar 5,2 persen dan naik menjadi 10 persen pada 2018. Jika di Pilkada 2020 tren tersebut konsisten terus naik, tak tertutup kemungkinan di Pilpres 2024 masyarakat juga akan memilih pemimpin muda.

Hasil survei PRC ini relate dengan hasil lembaga survei Indikator Politik Indonesia. Dalam survei tersebut, elektabilitas Prabowo Subianto sebagai penantang kuat Jokowi di Pilpres 2019 terjun bebas. Sementara itu, sejumlah nama pemimpin muda seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Khofifah, hingga Puan Maharani mulai bermunculan.

Namun, membaca peta politik, sejumlah nama pemimpin muda yang bermunculan akan menghadapi batu ganjalan di Pilpres 2024. Misalnya kans Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang berkemungkinan terganjal restu PDIP. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mewacanakan regenerasi di partai berlambang banteng. Santer kabar yang berhembus, nama Puan Maharani sebagai penerus trah Soekarno disiapkan untuk melanjutkan estafet kepemimpinan.

Nama Anies Baswedan dan Ridwan Kamil juga diprediksi akan terganjal dukungan partai politik. Diketahui dua nama ini tidak terikat dengan parpol manapun alias independen. Dalam sejarah politik Indonesia, belum ada calon presiden yang tidak memiliki keterikatan dengan parpol. Jika tidak ketum parpol, seminimalnya adalah kader partai.

Sementara itu, pengusaha sekaligus mantan calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo di Pilpres 2019 lalu, Sandiaga Uno juga diprediksi akan mengalami ganjalan. Sandi yang merupakan kader Gerindra disebut-sebut akan terganjal oleh dorongan akar rumput yang tetap menginginkan Prabowo kembali maju di 2024. Bahkan untuk mengulangi duet bersama Prabowo seperti di Pilpres 2019 lalu, adalah utopia belaka. Karena, santer berita menyebutkan rekomitmen perjanjian batu tulis menggadang-gadang duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024.

Satu-satunya calon pemimpin muda berdasarkan survei Indikator yang bebas conflict interest adalah AHY. Selain posisi kuat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, AHY sedari awal memang dipersiapkan dan didukung akar rumput partai berlambang mercy ini sebagai the next leader. Apalagi sejak awal kemunculannya di panggung politik, AHY membawa tagline 'Muda Adalah Kekuatan'. Ini adalah modal besar dan citra yang relate dengan tren pemimpin muda hasil survei PRC serta bonus demografi di 2024.

Wajah Milenial

Dalam survei PRC menyebutkan, pemilih milenial lebih otonom dan rasional. Kecenderungan sikap politik ini dipengaruhi oleh keseharian milenial yang dekat dengan teknologi. Disebutkan, milenial lebih cenderung memilih pemimpin yang melakukan kampanye melalui media sosial ketimbang cara yang konvensional.

Sementara itu, survei Center for Strategic and Interntional Studies pada 2017 menunjukkan minat yang paling disukai anak muda yaitu olahraga 30,8 persen, musik 19 persen, menonton film 13,7 persen, memasak 10 persen, beragama 10 persen, permainan dan teknologi baru 5,7 persen, aktif dalam media sosial, 5,5 persen, membaca 5,3 persen, membahas isu sosial dan politik 2,3, dan menulis 0,8 persen.

Dengan fakta ini, para pemimpin muda zaman now harus menganggap bahwa berpolitik itu sesuatu yang menyenangkan. Memang ada kompetisi dalam politik, namun hal itu tak lantas dimaknai permusuhan. Kombinasi anatara semangat muda, semangat unuk menjadi pembeda dan semangat berpolitik secara riang gembira merupakan instrumen penting untuk menggaet pemilih muda.

Setidaknya hal inilah yang telah dilakukan AHY bersama Partai Demokrat hari ini. Kritis konstruktif di Twitter, humanis di Instagram, dan informatif di Youtube serta kanal-kanal lainnya.

Pesta demokrasi lima tahunan masih jauh. Meskipun elektabilitas AHY tak sebenderang pejabat publik (kepala daerah/menteri) yang mendapat berkah dari kebijakan penanganan Covid-19, tapi kenaikan positif elektabilitas AHY patut diacungi jempol. Meskipun bukan pejabat pengambil keputusan, nama AHY mampu bersaing secara positif memenangkan hati dan harapan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun