Mohon tunggu...
Diah Permata
Diah Permata Mohon Tunggu... Administrasi - Pengagum karya Buya Hamka

mecintai sesama itu harus, tapi mencintai diri sendiri itu juga penting

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sepuluh Juta Anak di Dunia Terancam Tak Akan Kembali ke Sekolah Meskipun Pandemi Berakhir, Indonesia?

13 Juli 2020   11:26 Diperbarui: 13 Juli 2020   11:32 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak putus sekolah, Sumber: MalangTimes

Pandemi Covid-19 yang menyerang sistem imun tubuh tidak mengenal kasta. Kaya atau pun miskin, semuanya bisa saja terinfeksi. Namun yang membedakannya, mereka yang memiliki banyak uang bisa menghadapi corona dengan tenang.

Menurut World Wealth Report 2020, kekayaan orang kaya terus bertambah sejak tahun lalu. Sementara itu, dalam banyak penelitian lainnya, hampir lebih dari 1 miliar orang diperkirakan dapat terjerumus dalam kemiskinan yang ekstrem. Kondisi ini diramalkan menjadi langkah mundur dalam pengentasan kemiskinan yang ditargetkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Data lainnya, badan amal Save the Children, mengutip data UNESCO, meramalkan hampir 10 juta anak akan berhenti sekolah secara permanen.

Hal ini diakibatkan kejatuhan ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19. Kondisi tersebut memaksa anak-anak usia sekolah untuk bekerja membantu ekonomi keluarga, bahkan banyak anak perempuan yang dipaksa menikah dini agar beban keluarga berkurang.

Badan amal itu mendesak pemerintah dan para donatur menginvestasikan lebih banyak dana di sektor pendidikan.

Selain itu, Save the Children juga turut mendesak kreditor komersial untuk menunda pembayaran utang untuk negara-negara berpenghasilan rendah.

Langkah ini perlu diambil agar semua anak memiliki akses pendidikan yang berkualitas pada tahun 2030, sesuai dengan yang telah dicanangkan.

Sikap badan dunia untuk pendidikan tersebut sejalan dengan yang dikehendaki Partai Demokrat. Partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini meminta ada pemangkasan Sumbangan Biaya Pendidikan (SPP) sekolah selama Covid-19.

Jika hal ini bisa direalisasikan pemerintah, maka akan dianggap sangat membantu masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah yang terdampak Covid-19.

AHY dalam tulisannya "Pendidikan Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19" yang dimuat di Media Indonesia, mengatakan sistem pendidikan Indonesia tengah menghadapi ujian besar. Dengan pemberlakuan sistem pembelajaran daring (online), hal ini berpotensi membuat kesenjangan sosial semakin melebar. Hal ini merujuk pada data Kemanaker April lalu yang mencatat 2 juta buruh dan pekerja formal-informal yang dirumahkan atau di PHK.

Dalam kondisi terburuk, banyak diantara orang tua yang mengalami dilema. Dihadapkan pada pilihan yang dilematis antara memberi makan keluarga atau membiayai pendidikan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun