Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hari Kesehatan Mental Dunia 2022: Kesehatan Mental Kita, Kesehatan Mental bagi Dunia

10 Oktober 2022   13:02 Diperbarui: 11 Oktober 2022   09:10 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober. Sumber: Mental Health UK via Kompas.com

World Population Review: Suicide Rate by Country 2022 mencatat rata-rata 2.4 per 100.000 orang melakukan bunuh diri. Bila dibandingkan dengan negara lain, kita memang kasus bunuh diri dalam taraf yang rendah. Akan tetapi temuan ini bukan lantas menjadikan masalah bunuh diri dapat dikesampingkan. Angka 2,4 bukan angka yang sedikit. Satu kehidupan itu sangat berharga. 

Menurut WHO salah satu faktor meningkatnya angka kasus bunuh diri di seluruh dunia adalah depresi dan kecemasan(anxiety). 

Sejurus dengan WHO, temuan dari studi yang dipaparkan dalam artikel The Lancet menyebutkan bahwa depresi dan kecemasan mengalami peningkatan selama tahun 2021. Pada tahun 2018 prosentase mereka yang mengalami depresi kategori ringan sebesar 32% sedang pada tahun 2021 meningkat menjadi 42%. 

statistik penyintas depresi dan masalah kecemasan (anxiety) | via pdskji.org
statistik penyintas depresi dan masalah kecemasan (anxiety) | via pdskji.org

Mari kita lihat kondisi negri kita. Masih dari data statistik PDSKJI. Di negri ini hingga Maret 2022 yang lalu, dari mereka yang menjalani swaperiksa, didapati 72,9% yang mengalami depresi dan 71,7% mengalami masalah kecemasan.

Depresi diantaranya ditandai dengan menurunnya nafsu makan atau makan yang terlalu banyak, susah tidur atau frekuensi tidur terlalu banyak, rasa cemas berlebih, tidak bergairah dalam beraktivitas, serta sulit berkonsentrasi. Perilaku tersebut dialami secara terus menerus dalam kurun waktu minimal selama 2 minggu.

Stres dapat menjadi pemantik depresi. Kita semua rentan mengalami stres. Selama masa pandemi kemarin ada banyak faktor yang memicu stres. 

Tekanan pekerjaan, tugas-tugas, keterpurukan ekonomi, rasa duka karena kehilangan, masalah dengan relasi percintaan, atau stigmatisasi sosial yang kerap kali memantik meningkatnya kadar kortisol dalam tubuh kita.

Dalam artikel ini saya tidak akan  menyarankan alternatif yang manakah coping mechanism atau cara paling manjur untuk mengelola stres. Tidak.

Di bawah ini saya hanya memberikan beberapa alternatif dari pembelajaran saya.

#1 Olah Raga. Ya, ini memang alternatif klise. Setiap kali ada tips pasti olah raga menjadi saran utama. Tapi, satu hal yang perlu kita pahami bahwa menurut para ahli klinis, olah raga merupakan first line treatment bagi mereka yang mengalami distress akut. Yaitu stres yang hilang timbul dalam durasi singkat tetapi dengan frekuensi tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun