Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hari Kesehatan Mental Dunia 2022: Kesehatan Mental Kita, Kesehatan Mental bagi Dunia

10 Oktober 2022   13:02 Diperbarui: 11 Oktober 2022   09:10 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober. Sumber: Mental Health UK via Kompas.com

ilustrasi hari kesehatan jiwa sedunia 2022 | via freepik.com
ilustrasi hari kesehatan jiwa sedunia 2022 | via freepik.com

Kita berhak mendapat hidup yang lebih baik. Karena hidup kita adalah berharga.

Apa yang saya dapatkan ternyata adalah sesuatu yang sangat berharga. Lebih dari kesembuhan yang saya idamkan. Munculnya sebuah keberanian bagi saya untuk bertahan dan terus menjalani hidup sebagai diri sendiri adalah dorongan yang membuat saya bangkit kembali.

Pandemi covid-19 yang lalu berdampak pula pada perubahan perilaku kita. Beban hidup dan ekonomi yang seret bahkan mungkin tumbang memberikan efek domino bagi kehidupan rumah tangga beberapa orang di luar sana.

Saya pernah bersentuhan dengan beberapa orang tua yang kehilangan pekerjaan. Kondisi duka akibat kehilangan pekerjaan tersebut membuat ia menjadi berperilaku kasar pada istri dan anak-anaknya.

KDRT yang berujung pada perceraian akhirnya menjadi solusi akhir. Sementara luka batin sang anak hingga sekarang masih menyala. Sungguh, peristiwa ini membutuhkan proses yang panjang bagi redanya badai trauma.

Stres juga mulai merubah gaya hidup beberapa teman kantor saya. Demi melepas stres, ada yang lebih menyukai berbelanja secara daring. Yang lebih parah, malahan ada pula yang sempat berurusan dengan pinjol. Yap! Hanya demi kepentingan hedonik.

Beberapa anak sekolah pun ikut terdampak. Banyak orang tua yang datang kepada saya mengeluhkan tentang sikap belajar yang berakhir pada pola perilaku yang cenderung "malas" untuk beraktivitas. Terjadi burnout? Ya, sebagian dari mereka mengalami burnout. 

Pandemi covid-19 menyisakan beban mental yang cukup besar bagi kita dan lingkungan di sekitar kita. Saya sempat menilik pada salah satu pojokan informasi melalui who.int bahwa kecemasan dan depresi meningkat 25% sejak masa pandemi pertama.

Menilik data dari pdskji.org masyarakat Indonesia pada Maret 2020-Maret 2022 yang lalu, 14.988 yang melakukan swaperiksa 75 % di antaranya didapati mengalami masalah psikologis.

Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara kesehatan mental. Pada tahun 2020 tercatat 70,7% sedang tahun 2022 meningkat menjadi 82,5%.

Bagaimana dengan depresi yang menurut WHO menjadi salah satu faktor penyumbang terbesar dari aksi bunuh diri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun