Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gula Darah Tinggi, Masih Yakin Tergoda Gula Saat Stres Melanda?

15 Oktober 2022   05:05 Diperbarui: 15 Oktober 2022   23:01 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Godaan" minuman dan makanan manis versus gula darah ternyata membawa saya kembali ke meja kesehatan.  Apa kabar, teman dan kawan? Saya harap semua baik, yha?

Apakah hari ini kopimu manis? Semanis senyum Rehan yang rela tertahan, ea ea ea... 

Ah sudahlah, cukup...cukup. Ngapain juga bawa si Rehan ke mari yak.  

Bicara tentang yang manis-manis, kali ini saya ingin mencoba berbagi tentang sensasi yang diberikan rasa manis di dalam tubuh. Apakah ada kaitannya dengan sikap dan perilaku kita?

Hmm, kita lihat bersama yuks.

Banyak sebab seseorang memilih untuk membatasi diri dalam mengonsumsi makanan atau minuman manis. Mengonsumsi gula di atas dosis manfaat tentu saja dapat memantik beragam penyakit. Seperti misalnya, diabetes militus tipe 2, obesitas, kerusakan pada gigi, hingga memungkinkan seseorang terkena pembengkakan jantung.

Sesuai aturan dalam Permenkes, seperti disebutkan dalam Kompas.com, bahwa ukuran kadar manfaat gula bagi tubuh kita sekitar 30-50 gram dalam sehari atau setara dengan 4 sendok makan. Lebih ataupun kurang dari takaran itu, penyakit seperti contoh di atas sedang mengintip di balik pintu.

Bila dalam 1 hari kadar manfaat gula bagi tubuh hanya sekitar 3-4 sendok makan, bukankah 1 cup es teh manis sudah mencukupi kebutuhan gula kita dalam sehari. Bagaimana dengan kita? Belum lagi jumlah hidden sugar dalam makanan minuman yang kita konsumsi selain es teh tersebut.

Kendatipun telah mengetahui informasi kesehatan tentang dampak negatif minuman makanan manis, namun setiap hari rasa-rasanya kita begitu sulit melepaskan diri dari kebiasaan mengonsumsi gula secara berlebih. Kok bisa ya?

Pada awal saya membaca viralnya berita tentang es teh di media sosial justru ingatan saya malah tertuju pada fenomena hedonic treadmill. Fenomena yang diambil sebagai metafor untuk menggambarkan hipotesis dari rasa bahagia seseorang yang cenderung kembali pada level awal setelah terjadi suatu peristiwa. Baik peristiwa yang bersifat positif ataupun negatif.

Apa itu hedonic treadmill?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun