Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Perkembangan Linguistik dan Mekanisme Kerja Otak Kita

26 September 2022   10:23 Diperbarui: 26 September 2022   13:02 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi komunikasi dan kemampuan berbahasa seseorang | via unsplash @priscillia du press

HIRAETH
(Kerinduan)
Waktu merujuk ke arah 19:25 saat aku menoleh ke arah Langit. Entah apa jenis kelaminnya, aku pun tak pernah tahu. Tak penting, kurasa. Yang aku mengerti, ketika dia ada bersamaku, kami berbincang hebat. Serasa tak ada sekat.

Kadang tawa muncul di sela jantung obrolan kami. Ide-ide konyol pun membayangi ruang waktu kami berdua. Seperti, kapan kakek tua penderita hemel di ruang sebelah akan meninggal. Atau kapan kami akan menikmati senja bersama lagi.

Kadang Langit datang bersama kawan-kawannya. Ini yang tak kusuka. Kamarku menjadi riuh. Suara mereka terlampau ribut. Itulah yang membuatku memintanya pergi.

Sejak saat itu, aku tak pernah melihatnya mengisi ruang waktuku.
Bersama sekaleng bir aku merindukannya.

Mengapa dia pergi? Mengapa sayap kecil yang dulu menggantung di pundaknya tak dapat lagi kulihat?

Hanya pernah sekali kudengar ibu berbisik pada ayah, "Lega ya, Pak. Akhirnya anak e kita sudah waras."

#LangitLintang
#BacaanPengisiSepi
#Cermin21/09/22

****

Hai, semua! Salam hangat penuh hormat bagi sluruh pembaca artikel saya.

Lead di atas? Owh saya memang sengaja menyertakannya di artikel ini. Anyway nama Langit hanya pseudonim. (Ini rahasia yha. Nama sebenernya: Gisnis! Ups....just kiddin')

Cerita mini yang secara singkat saya ketik di sebuah sudut ruang WAG di atas akhirnya mendapatkan judul unik dari Engkong Felix : "Percakapan dengan Langit". Betapa indah apresiasi ini. Berikut pula apresiasi dari para begawan Kompasiana lain yang senantiasa menjadi support system bagi saya yang akhir-akhir ini mlempem layaknya krupuk kecelup air kubangan. Hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun