Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humor Artikel Utama

Mie Instan, Makin Menawan di Kalangan Anak Kosan

15 Agustus 2022   10:39 Diperbarui: 16 Agustus 2022   16:15 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: warung kopi. (Foto: KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI) 

Namun tetiba jantung saya jadi jedag-jedug saat kalkulasi berlanjut. Kembali menghitung 9 ribu dikali 3. Ini kalau kondisi tanggal tua kami parah nian, Kawan. Ya, kekira tanggal tua hanya cukup 3 hari menjelang gajian .Maka total dalam 3 hari minimal harus keluar duit 27 ribu rupiah. 

Oh yha itu belum kalo keuangan kami parah banget. Bisa-bisa sehari 3 kali kami makan mie instan. Nah, itung sendiri aja. Berapa duitkah itu. Kemungkinan paling buruk, ya kami ambil dulu dari warung sebelah. 

Waw. Serasa bak para pelancong tahu harga tiket masuk pulau komodo bakal melejit amit-amit.  

Ah, yaudala. Jantung jedag-jedug pun tak apa, paling engga ini indikator bahwa saya masih hidup.

Ilustrasi mie instan |via unsplash.com @kevin
Ilustrasi mie instan |via unsplash.com @kevin

Hanya saja, bagi anak kosan seperti saya kabar naiknya mie instan lebih dahsyat dari pada viralnya kasus FS yang hingga artikel ini ditulis masih saja awet nangkring di atas papan trending topic di Twitter. 

Kabar ini mungkin tidak akan membuat bingung bagi Anda, Anda,dan Anda yang sanggup menolak kenikmatan micin dan bahan pengawet. Sungguh sajian inilah yang menjadi senjata andalan kami anak kosan di tanggal tua sebelum gajian.

Literally, makanan siap saji yang nikmatnya kondang hingga kolong langit sejagat ini memang selalu menggugah selera. Lha, apalagi di kala semua serba tak pasti. Tak pasti besok terima gaji berapa. Tak pasti besok bayar cicilan utang makan di warung sebelah atau kredit motor yang didahulukan.

Wah, masalah naiknya harga mie instan sungguh menguak tabir dompet anak kosan yang hanya bisa ketar-ketir kuatir menunggu jatah kiriman ortu. Mungkin kami anak kosan harus lebih meningkatkan kualitas jejaring persahabatan kami. 

Demi bertahan hidup? Iya jelaslah. Bukankah kita makan juga bertujuan untuk bertahan hidup? Mohon maaf, saya lupa kali ini saya ndak mau nulis yang serius. Postingan selanjutnya sungguh serius. Saya jamin. 

Plis, kali ini hindari vote "bermanfaat" di laman ini. Tapi jika terlanjur, yaudala. Saya doakan Anda semua yang baca artikel ini sehat dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun