Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Catatan Tahun 2022 [Mengenang 100 Tahun Chairil Anwar]

1 Agustus 2022   12:53 Diperbarui: 15 Agustus 2022   18:33 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang penyair lahir
keluar dari rahim imaji
Dari dadanya bersinar liar
kilauan syair nanar

Menyelinap berkalang asap
sebatang sigaret Tanah Karet
melingkungi kata-kata tanpa kasta
milik penyair tua.
Demikian ia berteriak, "Aku binatang jalang,
dari kumpulannya sang serigala terbuang!"

Seorang penyair menyemat kalimat;
dalam sesaat ia tersesat
Di antara gedung pencakar angkasa

Televisi bukan lagi hitam dan putih,
di dalamnya banyak bunga berkarang
'tiada huru-hara
tiada pekik, tanda tiada perang saudara,'

Pikir sang penyair tua

Seorang penyair menumpas ampas majas
tangannya terkulai lemas,

sementara derai berita memanggul derita
atas korporasi koruptor
atas dungu rombongan kuasa maklumat
atas petuah sakti penghenti imaji
atas sebuah tembak mati
atas warta yang belum usai
namun menghilang dihimpit jemari janari yang teramat jalang

Seorang penyair kembali kepada rahim
bersama segenggam catetan wabah,
harga: cabai, bawang, minyak, dan gas
terlibat gulat hebat melawan rakyat

Sekejap ilusi waktu, sang penyair tahu
: seribu tahun setara satu putaran hari

2022

=====

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun