Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Berlatih Mindfulness: Memahami Kecerdasan Emosi dalam Indahnya Meditasi

21 Mei 2022   20:12 Diperbarui: 22 Mei 2022   02:05 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: meditasi sebagai sarana menyadari emosi dan pikiran| via unsplash @matheus ferrero

Kadang kita terlupa, bahwa standar bahagia setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Tidak ada standar baku sebuah kebahagiaan. Semua berjalan seperti air sungai yang mengalir. Semua berproses. 

Dalam sebuah konten YouTube, Bikkhu Sri Pannavaro Mahathera pernah membagikan sebuah ujar yang mengubah wacana saya tentang inti meditasi. 

Sungguh. Apa yang disampaikan oleh Bhikku yang juga pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada ini sangat menggunggah nalar saya.

Berapa banyak dari kita yang mengira bahwa saat kita melakukan meditasi, kita sedang mencari ketenangan? Atau saat riuh pikiran sedang melanda, guna mencapai fokus maka kita membutuhkan meditasi. Ya, saya pun tadinya mengira demikian. 

Ternyata menurut Banthe Panyavaro, meditasi bukan bertujuan untuk mencari ketenangan. Bukan pula mencapai fokus. Meditasi kita lakukan agar kita sadar diri, awareness. 

Tidak usah terburu menamai, atau menerka makna atas apapun yang kita pikirkan. Hanya merasakan kehadiran emosi kita saja. Bukan sibuk menganalisa apa pun yang sedang datang pada saat meditasi. 

Menyadari kehadirannya. Menyadari ada suara, tanpa harus menganalisis suara apa, datang dari mana. 

Selurus dengan ujar dan ajar Banthe Panyavaro, kesadaran diri adalah cara kita untuk melepaskan pola-pola yang mengurung kita pada masa lalu kita. Pola-pola tersebut yang membentuk kebiasaan yang baik dan buruk. 

Masa lalu merupakan bagian dari hidup. Bukan sesuatu yang kita bisa lupakan begitu saja. Masa lalu adalah masa yang menghiasi dan membentuk kita saat ini. Apa pun yang terjadi di masa lalu, entah itu menyenangkan atau peristiwa buruk, semua adalah peristiwa yang membentuk kita saat ini. 

Namun demikian, kesadaran diri pun bukan tujuan dari meditasi. Menyadari keberadaan kita di saat ini merupakan alat untuk menyadari emosi dan pikiran. 

Ini menarik bagi saya, mengingat bagaimana kita mampu lepas dari pikiran-pikiran yang seringkali menipu kita; atau bagaimana kita dapat lepas dari memori buruk apabila kita tidak mengenali dan mau mengakui keberadaannya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun