Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Berlatih Mindfulness: Memahami Kecerdasan Emosi dalam Indahnya Meditasi

21 Mei 2022   20:12 Diperbarui: 22 Mei 2022   02:05 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: meditasi sebagai sarana menyadari emosi dan pikiran| via unsplash @matheus ferrero

Bagaimana kita memaknai kebahagiaan dalam kebajikan? Hmm, ini hal yang menarik. 

Layaknya partikel di dunia ini yang selalu berubah. Demikian pula standar kebahagiaan setiap individu. Bisa juga berubah. Dinamis. 

Di tengah rutinitas saya, sering saya jumpai pelajaran hidup yang membawa pencerahan. Seperti beragam cerita dari setiap mereka yang dipertemukan secara tiba-tiba. Meskipun yang saya tahu, semua pertemuan tersebut bukan sebuah kebetulan. 

Begitu pula kerinduan saya untuk mencintai setiap proses dalam lini kehidupan. Salah satunya adalah kisah pertemuan saya dengan seorang penderita kanker payudara berikut. 

Mungkin apa yang akan saya bagikan kali ini hanya narasi sederhana. Tentu saja, saya mengangkat cerita ini dengan persetujuan pihak keluarga yang bersangkutan. 

Bertemu dengan ibu dari satu anak ini adalah anugerah tersendiri bagi saya. Sebagai pasien terdiagnosis kanker payudara stadium akut, ia sempat mengalami stres berhadapan dengan penyakit tersebut. 

Rasa bersalah selalu berada di balik bilik pikirnya. Bahkan berulang kali timbul niat untuk bunuh diri. 

Suatu kali saat dirawat di rumah sakit pasca operasi kanker payudaranya, ia menjerit histeris. Tanpa diketahui sebabnya. Sang suami yang setia menunggui pun sempat kalut dengan kondisi istrinya. 

Setelah ibu ini diperbolehkan pulang dari rumah sakit, seorang kawan menelepon dan mengajak saya untuk melakukan visitasi ke rumah beliau. Saya sempat menolak permintaan tersebut. Bukan karena apa. Namun, karena ada keperluan pribadi yang telah saya rencanakan sebelumnya. 

Karena kawan saya berulang kali menelepon dan meminta saya menemaninya, maka akhirnya saya pun mengiyakan permintaan kawan saya tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun