Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kurasi Waktu (Tiga Masa Sang Penyair)

20 Oktober 2021   00:00 Diperbarui: 20 Oktober 2021   00:01 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku melihat seorang penyair
Lahir dari bebatu cadas tiada bertuan
Baginya waktu adalah titisan doa

Tiba di sebuah masa, sang penyair berbantah,
"Waktu hanyalah utusan aksara yang jumpalitan tak berhingga!"

Sebentar,....sesaat sang penyair
menyesap kopi pekat bercampur
hujan sedikit
di bawah temaram lampu malam kuyup air

Aku melihat sang penyair menganyam kata di sudut kota
Merayakan rindu menuangi hujan
Ia menderas dinginnya pagi, menutupi kopi panas
Dan penyair masih terus menganyam

Sedikit syair ia gumamkan
pada anak-anak masa depan
sebait doa pemintal harapan
meniti rindu di pelataran batin mengurai jenak

Lalu, aku melihat si penyair
terdampar di keriuhan sunyi,
gaduh dalam kesepian
menyeka luka, melafal kidung doa

Aku melihat sang penyair
terbangun dalam himpunan masa,
meracik esok; meretas empat makna
gegap, gempita, gemar, dan sebuah ge(ke)nangan

Wai penyair,
Kau mengingat, tah?

Aku, reratikan di pinggir kata
muara suatu ketika
yang kau tatah dalam tiga masa
rasa, raga, aksara

=======

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun