Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyoal Reynhard Sinaga hingga Kesehatan Mental Remaja

10 Oktober 2021   12:11 Diperbarui: 11 Oktober 2021   01:08 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : rasa takut dan kecemasan | via unsplash.com @ Boram Kim

Tindakan kejahatan ini bisa saja terjadi di mana pun, kapan pun, bahkan siapa pun berpotensi menjadi pelaku maupun korban. 

Fenomena pelecehan seksual baik secara verbal maupun sebentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari, seperti perundungan, catcalling, bahkan marital rape masih jamak terjadi di dalam masyarakat kita. 

Bahkan masih dianggap lazim atau hanya permasalahan sepele dalam masyarakat kita. 

Maka penting bagi kita untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan edukasi seks. 

Ketidakmengertian publik mengenai bagaimana memperbincangkan, mengenalkan seks semenjak dini sesuai dengan perkembangan kognitif anak masih menjadi dilema masyarakat. 

Tentu saja dalam setiap tahap perkembangan kognitifnya, anak membutuhkan arahan tersendiri untuk hal-hal yang dianggap bersumbu sensitifitas tinggi.

Misalnya saja, anak usia 2-3 tahun mulai diperkenalkan tentang seks pada saat ia memasuki masa toilet learning. Atau Anda bingung bagaimana mengawali sebuah percakapan sex-ed ke anak-anak mulai usia 11 tahun? Coba yang ini, saya mendapatkannya dari School of Parenting (SOC). 

"Dek, lihat baby-nya. Lucu yha? Adek tahu ga, baby keluarnya dari mana?"

"Kalo anak ayam keluar dari telur, kalo bayi ada tempat istimewanya lho, namanya uterus. Nah, Bunda juga punya tuh... "

"Kak kemarin kaka tanya soal paedofil ya? Sekarang Ayah punya jawaban nih. Mau tahu ga?"

Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah kita sebagai orang tua harus memastikan keakuratan informasi yang akan kita sampaikan. Tidak mengapa bila kita menunda untuk menjawab pertanyaan anak-anak, bila kita belum yakin pada jawaban tersebut. 

Alangkah baiknya bila consent culture diajarkan semenjak anak menginjak usia remaja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun