Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Butir Pengakuan [Kefas]

2 April 2021   12:12 Diperbarui: 2 April 2021   17:21 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via dailytrust.com

di hadapan seraut muka
aku menghindar,
di hadapan tubuh sarat bilur
aku mencari pembenaran

menatap mataNya, nyaliku mengisut
telah tiga kali ayam bersorai
tiga kali pula aku menodai
tiga sangkalan membuatku jatuh terjungkal

dengan pongah pernah aku berdusta,
"Aku akan ikut kemanapun Kau pergi,"
namun ciut hati aku besumpah pada mereka,
"Aku tidak mengenalNya!"

di bawah kelam janari,
dingin membesut kulit

isak tangis mengguruiku,
sesak dada mengguncangku,
sebait konfesi mengalir dari bibir bodohku,
"Guruku, Guruku, mengapa aku meninggalkanMu?"

di atas salib kasar,
menetes bulir-bulir darah kalam,
muka yang jauh dari rupawan
kembali menatah ingatanku

dalam bait luhur luruhMu Kau berkata,
"Kefas, di atas batu karang ini, Kudirikan jemaatKu"

***

Meskipun pada akhirnya Rasul Petrus, yang juga disebut Kefas meninggal sebagai martir dengan cara disalib terbalik, namun pertobatan dari kesalahan yang dilakukannya, memberi makna tersendiri, bahwa pengampunan mampu membebaskan kita untuk bangkit lagi dari keterpurukan.

#KitaBangkit #GoodFriday

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun