Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Merasa Sering Halu? Ini 5 Tips Sederhana Menghadapi Gejala Psikosis

1 Februari 2021   07:07 Diperbarui: 27 April 2022   05:28 1763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pandemi Covid-19 yang berlangsung saat ini bisa jadi pemicu munculnya gejala psikosis. | Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Dalam budaya kita, halusinasi dan delusi sering diidentikkan dengan gangguan dari makhluk astral, alias makhluk gaib.

Yang lebih memprihatinkan adalah stigma masyarakat terhadap seseorang yang mengalami halusinasi merupakan gangguan yang lumrah terjadi. Bukan sesuatu yang perlu mendapat perhatian (lebih).

Padahal,sebagai salah satu gejala gangguan psikotik, halusinasi maupun delusi adalah gangguan yang membutuhkan penanganan medis, dalam hal ini pengobatan psikiater secepatnya.

So, apa nih yang relate dengan kondisi sekarang?

Beragam tekanan hidup dan lingkungan diasumsikan menjadi external trigger, pemicu individu menekan emosinya, keinginannya, bahkan citra diri sebenarnya, supaya tetap dapat eksis dalam masyarakat sekitar. 

Hmmm, kalau sudah begini, coba deh lihat lagi kisah hidup Lady Gaga, Gengz... Dia juga pernah merasakan penolakan dalam lingkungannya. Namun, pilihan hidupnya for being the real her, menjadi dirinya sendiri memberinya arti lebih dari sekadar numpang eksis di mata umat sejagat.

Jumlah temuan baru kasus Covid-19 yang berajojing semakin berbanding lurus dengan segala ketidakpastian dalam berbagai aspek hidup masyarakat, menimbulkan stresor bagi individu untuk berusaha bertahan setiap hari, tanpa kenal batas usia maupun gender.

Manusia dipacu supaya beradaptasi dengan budaya baru yang terbentuk dari kondisi khusus, dalam hal ini pandemi covid, bencana alam, maupun kejadian khusus lainnya. Tidak sedikit mereka yang menyerah atau memilih jalan pintas, flight, lari dari impitan alam agar dapat survive.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Profesor Richard Gray dari La Trobe University dan rekan-rekannya dari Orygen University of Melbourne pada bulan Mei 2020 menemukan fakta adanya keterkaitan antara gejala gangguan psikotik berupa halusinasi dan delusi dari beberapa orang pasien Covid-19.

Tekanan yang timbul akibat dari isolasi mandiri maupun aktivitas yang melulu dilakukan dari dalam rumah menyebabkan kurangnya sosialisasi individu terhadap lingkungan memicu individu untuk menekan emosi supaya dapat tetap bertahan.

Nah, sedikit tips aja nih, Gengz...biar kita engga bete-bete amat ngadepin dunia yang penuh kejutan.

1. Stay cool...tetap tenang. Banyak motivator atau mereka yang peduli mental health menyarankan supaya kita tetap menjaga supaya dapat hidup tenang. Karena dalam tenang, kita tidak terburu-buru merespon sebuah kejadian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun