Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Flaneur

24 Januari 2021   01:47 Diperbarui: 24 Januari 2021   08:10 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai Seine, Perancis | via Pixabay


Memandangi kemilau cahaya di tepi Sungai Seine, adalah rindu yang menjadi candu. Sungai yang membelah Perancis menjadi dua bagian, sebelah utara dan sebelah selatan membentang di hadapanku. Hmmmh, kapan Sungai Bengawan Solo bisa seindah ini.

Berjanji bertemu Elise, si gadis bertubuh gempal dengan kehangatan yang memancar dari dalam dirinya, membuatku selalu merasa nyaman, meski ia sering mengeluhkan tubuhnya yang penuh lemak, namun bagiku ia tetap gadis manis.

Bicara tentang lemak, gadis muda keturunan Perancis-Solo ini sungguh pemakan segala. Bagaimana tidak! 

Katanya, "Kau tidak akan pernah menyangka, rempah Indonesiamu itu terlalu menyiksa lidahku," Hah?

Indonesiamu? Memangnya darah Solo dalam dirinya itu dari mana asalnya?

"Non, aku mencintainya. Mencintai rempah Indonesiamu," dasar kompeni, dari nasi rendang, kini mulutnya berjejal nasi tumpang kikil yang benar-benar melegenda.

"Dasar bule ndeso,"gumamku pelan.

"Apa?"mata sipitnya melotot, sedang mulut mungilnya berminyak, wajahnya memerah, keringat mulai membasahi rambut acak adulnya. Bergelas-gelas air putih diteguknya. 

"Merde!! Ini pedas, sungguh!"mulut mungilnya benar-benar merah, bukan karena pewarna bibir. Aku segera menangkap sinyal ia nglethus, mengunyah cabe rawit utuh dari tumpang kikil.

Usai bertempur hangat dengan tumpang kikil, kami duduk berdua di sebuah bangku taman kota. Kulihat ia mengambil sesuatu dari tas sandangnya. 

"Ini titipan dari Maman," aku sempat meliriknya. Sesuatu yang dibungkus dengan kertas berwarna coklat polos. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun