Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bystander Effect: Waspadai Ini agar Empati Tak Mati Suri

16 Januari 2021   18:18 Diperbarui: 17 Januari 2021   21:47 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menumbuhkan empati sejak dini agar kita tidak terlarut dalam fenomena bystander effect| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Saya jadi teringat saat massa berjejal memenuhi badan jalan di depan Pasar Legi sebagai satu-satunya pasar induk di Kota Solo yang terbakar. 

Juga peristiwa banjir pada 26 Desember 2007 yang lalu saat beberapa wilayah Solo bagian selatan, tepatnya kelurahan Jogosuran, kecamatan Serengan terendam banjir bahkan ada yang mencapai 3 meter di perumahan penduduk. 

Sewaktu para korban panik menyelamatkan diri, justru ada begitu banyak orang yang bergerombol merekam gambar dan menonton warga yang sedang kalut.

Kejadian yang hampir mirip kembali saya jumpai saat Pasar Klewer pada 27 Desember 2014 termakan ganasnya api (entah disengaja atau tidak). Selagi kebingungan mencari jalan alternatif untuk pulang, saya menyaksikan begitu banyak orang menonton di tempat kejadian.

Ya, hanya melihat dan memadati tempat kejadian, sementara berpuluh kuli pasar dan para pedagang kaki lima berjuang melawan kobaran api, menyelamatkan barang dagangan yang menjadi tumpuan hidup mereka.

Tak terasa air mata saya mengalir, dada saya terasa sesak menjumpai beberapa kerabat yang di kemudian hari mengalami depresi berat akibat kejadian tersebut. 

Baiklah. Itu memang peristiwa yang cukup besar. Lalu bagaimana dengan peristiwa kecil dalam kehidupan sehari-hari kita? 

Suatu kali pikiran saya ramai. Untuk menimbulkan efek rekreatif, saya berjalan kaki dari kantor ke rumah. Menyusuri city walk sejauh 3,5 kilometer membawa pada peristiwa-peristiwa kecil yang seringkali mendatangkan pencerahan tersendiri bagi saya pribadi.

Tiba di perempatan jalan protokol yang cukup padat lalu lintas, ada seorang ibu yang jatuh gegara sepeda bututnya tersenggol, sementara barang-barang bawaannya berceceran di badan jalan. 

Saat saya dan seorang tukang parkir mencoba menolong ibu tersebut, coba tebak apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar perempatan jalan tersebut?

Yups, tepat sekali. Mereka hanya menonton! Hingga kemudian ada seorang pengendara sepeda motor yang menghentikan kendaraannya di tengah jalan lalu turut menolong ibu yang meringis kesakitan di pinggir jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun