Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berdamai dengan Label? Bisa Aja

5 Desember 2020   07:57 Diperbarui: 5 Desember 2020   08:51 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : penampakan badut sebagai simbol dari identitas yang lekat pada seseorang | via pixabay.com @ Alexa_fotos

Hai, kawan...apa kabarmu hari ini? Masih berjuangkah dengan peliknya kehidupan? Well, terima kasih bagi kalian yang masih terus berusaha dan berjuang...kau hebat, Sahabat.

Tidak dapat disangkal bahwa kemajuan teknologi komunikasi, semakin melenggangkan kita dalam membuat definisi pada objek di sekitar kita, kemudian mengunggahnya ke dunia maya baik dalam bentuk gambar visual, maupun audiovisual. 

Begitu gampangnya kita memberikan tanggapan atas peristiwa atau pun perilaku orang yang menyukakan hati atau pun yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita.

Lihat saja di republik Twitter. Bermacam celometan ala netizen maha tahu nangkring, berjejalan di kolom-kolom komentar. Mulai dengan yang tulus mendoakan proses kesembuhan publik figur yang terpapar Covid-19, hingga mereka yang mendoakan para publik figur tersebut agar "semakin dekat dengan Yang Maha Kuasa". 

Hmmm, ada-ada saja para rakyat di republik berlogo burung biru itu. 

Kecenderungan orang untuk memilih nyinyir pun tak jarang kita jumpai di dunia nyata, bukan? Mendengar orang lain menyanyikan lagu dengan suara pas-pasan, langsung berkomentar,"suara kek kerekan bendera gitu kok nyanyi."

Atau ada artis yang baru 3 bulan menikah tetiba bercerai, lalu kita mulai mencibirnya sambil berujar," ah, artis sensasional doang tuh."

Atau ada anak yang kesulitan mengerjakan tugas sekolah yang sederhana, maka secara spontan kita nyeletuk,"mbok yha yang cerdas dikit, masak gitu ajha ga bisa."

Atau ada juga yang dengan mudahnya menempelkan label toxic relationship pada relasinya, terlebih melabeli orang lain sebagai toxic people hanya gegara merasa tidak nyaman dalam berelasi. 

Menilik ulang istilah labelling, American Psychological Association (APA) menyebutnya sebagai sebuah diskripsi seseorang terhadap individu lain melalui tingkah laku maupun karakter individu tersebut, sebagai bentuk dari tujuan pencapaian kepuasan dirinya. 

Biasanya definisi ini timbul dari tingkah laku atau perkataan individu yang dianggap menyimpang dari norma yang ada atau anggapan bahwa perilaku tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun