Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hutan dan Kedai Malam [End]

29 Juli 2020   11:48 Diperbarui: 29 Juli 2020   11:40 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : pixabay.com | diolah lagi ama nyang nulis

"Joe, aku harus pulang sekarang. Pekerjaanku masih harus kuselesaikan. Kalau tidak, Tuan Flaming akan memecatku,"

"Lalu kenapa? Biar saja. Kau bisa di rumah, atau kita akan cari pekerjaan lain,"

"Joe, tolonglah. Jangan mulai lagi. Aku lelah. Makan malam kita selesai. Dan mungkin kau perlu tahu, kita sudahi saja hubungan ini,"

"Rachel, kau tak bisa...."

"Berikan kunci mobilnya sekarang. Dengan atau tanpamu, aku harus pulang. Sekarang," desak Rachel.

Joe ternyata masih duduk terdiam di meja makannya.

"Joe, tolonglah. Aku tidak ingin terus berada di tempat mengerikan ini," suara Rachel kini terdengar lebih keras. "Aku tidak ingin menghabiskan waktuku dan berakhir menjadi mayat di sini," untuk kali ini aku dan Josh saling berpandangan. Kami termangu mendengar Rachel berkata tentang "mayat".

Anehnya, Joe masih saja dengan tenang menikmati makanannya. Sepiring steak dengan sebotol anggur merah entah keluaran tahun berapa. Lalu dengan enggan ia mengambil kunci mobil dari sakunya.

Rachel segera pergi menyalakan mesin mobil di halaman kedai. Namun mobil itu tak segera menyala, apalagi bergerak meninggalkan tempat ini. Aku dan semua orang di situ menyaksikkan Joe yang terdiam, meski belum usai menikmati steak di piring sajinya.

Pelayan tua itu kembali mendekati Joe, sementara Rachel masih mencoba menyalakan mesin mobil.

"Mau kuambilkan secangkir teh hangat, Joe?" tanpa sepatah kata pun dari Joe, si pelayan tua dengan cepat pergi ke meja sajinya, lalu kembali sambil membawa secangkir teh hangat. Aneh, aku mampu mencium keharuman teh yang begitu menenangkan. Begitu hangat hingga mampu membuatku nyaman. Ini, sungguh aneh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun