Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hutan dan Kedai Malam [End]

29 Juli 2020   11:48 Diperbarui: 29 Juli 2020   11:40 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : pixabay.com | diolah lagi ama nyang nulis

"Dia pacarku, Tuan. Dan yha, kami....kau tahu kan...sedikit pelukan, ciuman, dan....,"

"Uuugh. Menjijikkan!!" sahut si kurus berkacamata yang kemudian berlalu meninggalkan kami berdua.

"Kau benar, Tuan. Dia memang menjijikkan," bisik Josh lirih. Kuinjak kakinya sekuat tenagaku, lalu kutinggalkan dia. "Aduh, hhhh dasar wanita menyebalkan. Hei tunggu!"

Kami kembali ke meja. Jelas makanan kami sudah habis. Tapi, rasa penasaranku pada mayat di gudang belakang belum terbayar. Sementara itu, hujan bertambah lebat. Hanya kedai inilah tempat teraman dan ternyaman kami untuk berteduh.

Dua lelaki yang semula bertemu kami di dekat gudang, kini kembali duduk di dekat jendela kedai, sesekali mereka menengok ke arah luar kedai. Entah apa yang mereka cari, yang pasti raut mereka berdua tampak begitu gelisah.

"Masih hujan, Carlo. Sebaiknya kita di sini dulu," kata salah satu dari dua orang di dekat jendela. Pria jangkung yang bertabrakan denganku tadi ternyata bernama Carlo. Ia hanya terdiam. Orang yang cukup tenang. Atau memang dia benar-benar tak memperdulikan sekitarnya.

Mesin pemutar musik telah berhenti. Tidak seorang pun beranjak dari tempat kami masing-masing. Gadis remaja itu masih duduk di dekat meja pelayan menikmati segelas susu hangatnya.

"Apa rencanamu?" Josh terdiam lama. Matanya bergerak ke kanan lalu ke kiri. Ia tak menjawab sepatah kata pun. "Josh!!" gertakku. Tetap saja ia acuh. Diam. Bergeming.

Ia menggeser tempat duduknya mendekatiku. Tanpa sepatah kata pun ia tetap saja mendekat semakin erat. Kubiarkan saja ia bertingkah aneh. Josh selalu bertingkah aneh bila ia sedang gelisah.

"Aku ingin pulang sekarang,"sahut wanita muda yang duduk bersama suaminya.

"Rachel, tunggu!" cegah sang suami. "Lihat, hujan turun semakin deras. Mobil kita tidak akan bisa melewati hujan ini, sayang," bujuknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun