Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

3 Cara yang Dapat Dilakukan Orangtua untuk Mencegah "Sexual Abuse" pada Anak

1 Agustus 2020   19:19 Diperbarui: 1 Agustus 2020   21:40 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: children abusive | sumber: pixabay.com

Biasakan anak-anak berpamitan sebelum berpergian, agar kita sebagai orang dewasa dapat memantau keberadaan anak.

Tanggaplah pada perubahan kondisi psikis atau fisik anak kita. Perubahan emosi, yang biasanya ceria tiba-tiba menjadi murung dan pendiam atau kita dapati bekas luka maupun darah pada bagian tubuh anak. Atau kebiasaan baru yang timbul disebabkan oleh rasa cemas, seperti ngompol, tidak bisa tidur, dan rasa takut yang berlebihan.

Berikan hak perlindungan pada mereka, bukan menuduh mereka sebagai penyebab kejadian abuse tersebut. 

Mental illness anak-anak ini seringkali saya jumpai terlampiaskan dalam bentuk kenakalan remaja, timbulnya rasa minder, tumbuh luka batin yang panjang dan terakumulasi hingga dewasa, rasa takut untuk menikah, bahkan ada yang melakukan self harm pada bagian-bagian tubuhnya.

Anak-anak bertumbuh dengan luka batin yang dalam. Bertumbuh bersama trauma yang menyiksa tidur malam mereka. Bertumbuh menjadi pribadi yang meracuni, menyakiti diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.

Perlu diingat, seorang psikopat atau pelaku penyimpangan seksual seringkali mempunyai latar belakang pelecehan dan kekerasan baik psikis maupun fisik di saat masa kecil mereka. 

So please, stop children's violence, stop children abusive, let them smile and shining like a star.... 

*Solo....mengutip kembali keping aksara Sang Guru, "Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan." (Kahlil Gibran)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun