Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengulik Wanita dan Keresahannya

26 Februari 2020   16:16 Diperbarui: 26 Februari 2020   16:24 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya patriarki seringkali di jadikan alasan bagi kita menempatkan wanita untuk menjadi pihak yang "harus" menjalani dan menerima dengan patuh pada peraturan konvensional tak tertulis bahkan yang sangat pahit sekalipun tanpa menghiraukan hak asasinya sebagai seorang manusia.

Apakah budaya kita dengan serta merta kita salahkan? Wow...wow....wow.... tunggu dulu. Budaya manusia selalu bergeser. Dinamis. 

Budaya tidak hanya jalan di tempat. Budaya akan berjalan seiring dengan perubahan siklus kebutuhan manusia dalam pemenuhan eksistensinya pada era-era tertentu. Lantas apa yang mestinya patut digeser dalam hal ini?

Intimidasi sosial pada status janda seringakali membayangi dan menghantui pola pikir wanita kita. Tudingan miring hingga pelecehan seksual seringkali diterima oleh mereka yang menyandang status janda. 

Belum lagi beban ekonomi keluarga yang harus ditanggung oleh seorang janda selalu membayangi dan memberikan ancaman bagi wanita yang sudah terbiasa hidup bersama dengan pasangan hidupnya.

Hal inilah yang membuat para wanita lebih memilih untuk tetap berada pada iklim tak nyaman, dari pada mencoba untuk menghargai kehidupan yang diberikan oleh Sang Pencipta.

Di sini saya tidak bermaksud untuk mengajak para wanita menyukseskan tingginya angka perceraian di Indonesia. Namun lebih dari itu, saya hanya ingin kita menempatkan wanita dan perannya dalam bermasyarakat.

Wanita berhak untuk disayangi, dikasihi, dihargai, dan berhak untuk merasa bahagia sebagai penolong bagi kaum Adam. Menempatkan wanita di tempat yang tepat. 

Memberi rasa aman bagi istri tanpa harus membandingkan dengan rumput tetangga yang terlihat lebih hijau. Menghargainya bukan hanya sebagai hiasan atau barang yang bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu. 

Memfungsikan perannya sebagai penolong bukan sebagai tulang punggung keluarga. Dan memberinya rasa percaya yang ternyata jauh lebih penting daripada rasa cinta untuk mempertahankan sebuah relasi. 

Usah risau wanita akan mengambil posisi, karena wanita paham apa yang dinamakan kodrati. Wanita adalah kebutuhan bagi pria. Untuk itulah kehadiran wanita tercipta bagi dunia ini.

*Solo,...selamat saling menghargai....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun