Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjadi Ibu, Bolehkah (Tidak) Sempurna Seperti Ayah?

13 Januari 2020   17:09 Diperbarui: 14 Januari 2020   20:31 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak yang memberi bunga kepada ibunya. (sumber: istockphoto via kompas.com)

ilustrasi Ibu dan anak. (sumber: pinterest/tryfoto.com)
ilustrasi Ibu dan anak. (sumber: pinterest/tryfoto.com)
Hal ini pun seakan mendapat "penerimaan" di masyarakat, bahwa tugas mendengarkan cerita anak dibebankan bagi kaum ibu. Sedangkan jarak yang ada antara anak dengan ayah pun mendapat pemakluman dari masyarakat. Ya, itulah Ayah. Bicara paling cuma sedikit. Yang harusnya banyak bicara, kan si ibu? Sehingga label "bawel" selalu melekat pada perempuan. 

Memang menurut penelitian, rata-rata seorang wanita mampu menggunakan 20.000 kata, sedangkan pria hanya mampu menggunakan 7.000 kata dalam sehari. Bisa dibayangkan, begitu minimnya kata-kata seorang Ayah kepada anaknya, bila seharian penuh ia sudah menggunakan 7.000 kata-katanya. Bukankah telah habis? 

Sedangkan seorang wanita, tergantung pada aktivitas kesehariannya. Bila ia telah banyak menhabiskan kata-katanya pada aktivitas kesehariannya, maka tinggal sedikitlah perbendaharaan katanya. 

Namun bayangkan saja, bila dalam kesehariannya, seorang wanita hanya menghabiskan 3.000 kata-katanya, bukankah masih sekitar 17.000 kata-kata yang siap diluncurkannya pada saat jam makan malam?

Sebagai masyarakat yang arif, mari bijaksanalah dalam memberi gelar dan tugas sebagai seorang ibu. Bahwa seorang ibu tidaklah harus sempurna. Bukankah seorang ibu juga hanyalah manisia sama seperti Ayah? 

Jika ada bagian dari tugas orang tua yang boleh dimaklumi pada seorang Ayah, bukankah seorang ibu juga berhak untuk dimaklumi bila ada tugas yang tak mampu ia lakukan?

Mengapa hanya Ayah saja yang mendapat pemakluman, sedangkan ibu, apakah harus sempurna? Ada yang pernah berkata pada saya, bahwa sebagai orang tua, kita adalah seperti "gas dan rem". Jika memang benar demikian, maka pentinglah kedua tugas orang tua, baik sebagai seorang Ayah maupun seorang ibu.

Ada beberapa hal yang mungkin dapat membantu seorang wanita dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu.

1. Realistis.

Bersikaplah realistis dalam menjalani tuhgas sebagai seorang ibu. Tak perlu kita menjalani dengan berbagai fantasi, baik bentukan kita sendiri sebagai wanita ataupun tuntutan masyarakat yang terlalu membebani kita. 

Mintalah pertolongan untuk mengerjakan tugas rumah tangga yang sekiranya tak mampu kita jangkau dengan tenaga kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun