Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ia Raja Pesisir, Aku Raja Pedalaman [Part 4: "First Journey"]

12 Oktober 2019   13:55 Diperbarui: 12 Oktober 2019   14:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: smartvoyageur.com

Dan di sinilah...aku mulai mengenal Kerajaan Fillya. 

"Selamat datang di tempat kami menghidupi pemikiran kami, Tuan Puteri," kata Tuan Dunberg.

Langkahnya cepat, menelusuri lorong yang di sebelah kanan dan kirinya berdiri pilar-pilar kokoh yang besar, tinggi, lagi kuat. Aku berlari kecil mengikutinya. Tempat itu berada menempel di sebuah tebing.

Sungguh tempat yang menakjubkan. Sampailah akhirnya kami di sebuah tempat yang luas. Hanya ada beberapa peri yang sedang membaca beberapa buku besar.

Tuan Dunberg membuka sebuah gulungan perkamen kuno. Sudah usang. Sangat usang.

"Kita mulai dengan, sejarah kerajaan Fillya, Tuan Putri," kata Tuan Dunberg. Lagi sebuah mantra keluar dari mulutnya,"historiamus scribendi."

Dari perkamen itu muncul sebuah peta kerajaan dengan bukit, sungai, dan pohon, serat rumah penduduk muncul di atas kertas seperti diorama, ya, dalam bentuk diorama yang bergerak. Sungguh indah.

Lembaran perkamen tua kubaca pelan namun pasti. Aku tak mengerti semua simbol kuno itu. Ada yang berbentuk seperti delta, gamma, omega, Dan masih banyak lagi. 

Hampir mirip seperti yang kuingat dalam pelajaran matematika saat aku bersekolah dulu.

Aku mulai membaca semua kalimat yang ada dalam perkamen itu. Setiap kalimat yang muncul dan berterbangan setelah kubaca, mempunyai warna yang berbeda.

Aku terkejut, warna-warna itu terkadang membentuk sebuah gradasi warna. Ada merah, biru, hijau, ungu, kuning, dan ada satu warna yang aku suka, jingga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun