Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Epos Cerita Srikandi [Bisma Gugur]

9 September 2019   09:57 Diperbarui: 9 September 2019   09:57 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com (diolah kembali oleh penulis)

Aku mendekatinya, merapat pada titisan Sang Wisnu,"Ada apa, Kanda Kresna?"

"Mari, sekarang saatnya telah tiba bagimu, membunuh Bisma," 

Keraguan sempat meraja dalam batinku saat kulihat begitu banyak korban yang berjatuhan, manakala prajurit yang ada nan gagah berani layaknya Werkudara pun mundur tak bisa menandingi kedigdayaan Bisma, sedang aku? 

Aku hanya seorang wanita bersenjatakan panah. Satu-satunya kemampuanku hanyalah memanah, bahkan suami sekaligus guruku, Arjuna pun tak mampu menghadapi kesaktian Bisma. 

"Aku Kanda? Bagaimana mungkin? Kakangmas Arjuna saja sampai sekarang bahkan belum mampu menundukkan kesaktian Eyang Bisma. Sedangkan aku hanyalah seorang perempuan,"

Kulihat senyum Sri Kresna. Jelas ia melihat keraguan yang timbul dari benakku. Lalu katanya,"Srikandi, apakah kau lupa cerita tentang Dewi Amba, yang sejak kecil kau dengarkan?"

"Jadi, Kanda, apakah aku yang akan menjadi sarana bagi Dewi Amba untuk membunuh Bisma?"tanyaku.

"Hmmm, ternyata kau masih bisa berpikir pintar, adikku," sahut Sri Kresna bersahaja.

Dan entah dari mana kini dalam diriku bangkit suatu nyala api yang membuncah, menghanguskan segala ragu. Dengan penuh keyakinan akulah yang mampu dan memegang mandat untuk mengakhiri jatuhnya lagi jasad di medan tempur ini.

Melihat senyum mengembang di sudut bibirku, Arjuna sang penguasa hatiku menghampiri dengan bangga.

"Mari istriku, aku yakin kau dan aku akan mengakhiri kedurjanaan ini. Sudah terlalu banyak nyawa yang terenggut. Mari, kekasihku, kita hentikan semuanya ini," kata Arjuna lembut sambil menggandeng tanganku menaiki kereta perangnya, memasuki medan laga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun