Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Indahnya Berbagi Waktu dengan Lansia

20 September 2019   12:28 Diperbarui: 25 September 2019   20:25 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest.com|railpicture.net

Berpergian kemana-mana sendirian? Itu sudah biasa buat saya. Naik kereta api, bus, atau bahkan ojek,...hehehe...sudah biasa...

Berpergian bersama teman sebaya? Hmmm, sudah pernah sih, meski tidak terlalu sering, karena kesibukan kami masing-masing, sangat tidak mudah menata jadwal, dan memilih harinya. 

Kali ini saya tertantang untuk berpergian bersama dengan teman-teman saya yang lebih dewasa secara usia, alias saya harus menemani Tante-tante dan Om-om yang sebaya dengan orang tua saya. Yuk, kita nikmati hebohnya menghabiskan waktu bersama mereka.

Ngetrip bersama lansia? Benar-benar menyenangkan. 

backpacker and the Lansias saat kami tiba di Mangga Besar, Jakarta|dok.pri
backpacker and the Lansias saat kami tiba di Mangga Besar, Jakarta|dok.pri

Dua tahun yang lalu kami memilih moda pesawat untuk perjalanan Solo-Jakarta, baik berangkat maupun pulang. Tapi, karena tahun ini kami ingin mengunjungi kerabat yang sedang sakit di Jakarta dengan moda yang lain, maka kami memilih naik kereta api ekonomi. 

Wow...cukup menantang bagi para lansia yang biasanya nyaman dengan fasilitas mereka. Apalagi ada di antara mereka yang kakinya sedang dalam pemulihan akibat kecelakaan. Betapa tinggi semangat mereka.

Pada awalnya kami berencana untuk pergi ke Jakarta dengan menggunakan mobil sewaan. Tetapi banyak dari teman-teman  yang keberatan. Terlalu lama duduk akan membuat sakit pada bagian persendian kakinya. Ada pula yang berkeberatan karena selalu mabuk darat jika menggunakan moda mobil pribadi. Wah, bermacam-macam keberatan saya terima. Tapi tak mengapa.

Okey, pada akhirnya, kami bersepakat melakukan perjalanan kami dengan menggunakan moda kereta api. Karena banyak maka saya dan satu orang teman harus mengatur mulai pemesanan tiket sampai dengan memastikan kepulangan mereka kembali ke Solo dengan selamat.

Hanya bermodal hobi jalan, akhirnya kami berdua nekat mengurusi keperluan perjalanan mereka. Tak banyak dari mereka yang tahu bagaimana menggunakan fasilitas internet. 

Sebetulnya pemesanan tiket kereta api pun bisa dilakukan secara online. Akan tetapi, ada beberapa keperluan yang mengharuskan kami datang ke stasiun terdekat, maka tanpa pikir panjang, kami berdua pergi ke Stasiun Kota, Jebres. 

Ada satu hal yang sempat kami temui dan ingin saya bagi. Sesuai ketentuan dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI) bahwa untuk pemesanan tiket kereta api bagi para penumpang yang berusia 60 tahun ke atas mendapat fasilitas diskon harga tiket sebesar 20% , nah, kami pun akhirnya manfaatkan kesempatan ini.

Saya datang di stasiun, kemudian saya menuju ke loket customer service. Dari sana kami mendapatkan informasi bagaimana mekanisme untuk mendapatkan diskon 20% tersebut, yang tadinya kami kira bisa langsung kami dapatkan pada saat memesan tiket.

Untuk melakukan pendaftaran cukup hanya dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (Asli) atau Surat Keterangan Sementara pengganti E-KTP (Asli) bila belum mempunyai E-KTP, beserta 1 lembar pas foto diri si pendaftar. 

Bagi penumpang yang identitasnya belum terdaftar sebagai pelanggan PT. KAI berusia di atas 60 tahun maka masih dikenai tarif harga normal, alias belum bisa mendapatkan fasilitas diskon tersebut.

Pendaftaran ini tidak memerlukan waktu yang lama. Karena pada saat registrasi kami hanya berangkat berdua, sementara dalam rombongan tersebut dari 12 orang yang akan ikut, ada 5 orang diantaranya yang berusia di atas 60 tahun.

Dan tentu saja sesuai ketentuan maka kami harus menyertakan pas foto sebagai pelengkap data diri si pendaftar.

Karena keterbatasan waktu dan tempat maka kami berdua hanya mengambil gambar pas photo dari KTP yang bersangkutan dengan menggunakan kamera gawai, sedikit edit, dan selesai.

Setelah itu, kami menyerahkan KTP asli dan pas photo yang masih tersimpan dalam file gawai kami ke Customer Service, agar data para lansia tersebut dapat diinput ke dalam file PT. KAI secara online.

Tidak ada kartu fisik yang kami terima. Yang artinya, bagi para penumpang yang berusia diatas 60 tahun dan telah melakukan registrasi, maka ia telah terdaftar secara online sebagai penerima diskon harga tiket secara otomatis dari PT. KAI sebesar 20 %  untuk semua layanan PT. KAI di seluruh stasiun di Indonesia. 

Bahkan bagi yang telah melakukan registrasi ini mendapat fasilitas diskon harga tersebut selama 4 tahun terhitung sejak saat terdaftar secara online di PT. KAI.

Jakarta Mission Possible, usia bukan halangan untuk berpetualang.

Pada hari yang telah ditentukan, kami bersepakat untuk berkumpul, dengan titik kumpul di Stasiun Kota, Jebres. Dari sana kami berangkat pukul 18:35 WIB sesuai jadwal. 

Kereta api ekonomi penuh sesak? Kumuh? banyak pedagang asongan bebas keluar masuk? Sumpek? Toilet kotor? Suasana tidak nyaman? Hahahaha.....

Itu gambaran kereta api ekonomi yang lama... Kereta api ekonomi, tidak lagi mempunyai kesan yang negatif. Di tengah perjalanan, saya menjumpai ada beberapa petugas dari PT. KAI yang berseragam rapih, layaknya steward dan stewardess dalam pesawat. 

Dengan sopan dan sabar mereka menawarkan berbagai jenis makanan baik makanan ringan maupun makan malam berupa nasi box. Ada kopi hangat siap minum yang pula ditawarkan sebagai penawar kantuk. Ya, bukan cuma-cuma, kami memang harus membeli, tapi itu pun dengan harga yang cukup terjangkau bagi saku kami.

Bukan hanya menawarkan makanan. Para petugas juga menawarkan bantal dan selimut untuk disewakan kepada para penumpang.

Dalam perjalanan dari Solo sampai di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, ada tiga kali layanan kebersihan. Pertugas kebersihan memastikan kebersihan kereta api secara berkala.

Begitu pula dengan keamanan. Ada petugas yang setiap saat memastikan bahwa seluruh penumpang dari ujung gerbong terdepan hingga gerbong belakang aman. Itulah wajah kereta api ekonomi kita saat ini. Nyaman, bersih, dan aman.

Indahnya Berbagi Dalam Kebersamaan

Malam waktu itu malam yang berbeda dengan biasanya. Meskipun backpacker, tapi kenyamanan saya justru bertambah saat saya bersama para lansia keren ini. 

acara makan malam dan angkringan di kereta api|dok.pri
acara makan malam dan angkringan di kereta api|dok.pri

Makanan, minuman hangat, dan pembicaraan manis mengalir di sepanjang perjalanan. Banyak hal yang kami ceritakan. Hal-hal lucu dan membuat saya yang biasa begadang, menjadi tak bosan. Bahkan serasa saya sedang berada di wedangan, atau angkringan.

"Hidup backpacker dipelihara oleh teman dan lansia," itu jargon saya. Hahahaha... Dari rumah, ternyata teman-teman lansia saya ini sudah membagi tugas, ada yang membawa makanan ringan, minuman sachet, hingga makanan pengganjal perut. Saya? Hehehe, hanya membawa satu termos air panas berukuran 1600 ml. Ternyata mereka sangat mengerti jargon saya dengan benar...

Well, it's a great journey with them, anyway. And I was so enjoy that marvelous time.

Keindahan lain yang saya jumpai adalah kehangatan rasa persaudaraan saat saya memperhatikan mereka tertawa dan saling berbagi cerita satu dengan yang lain. Saat ada yang sakit, sesegera mungkin salah satu diantara mereka merawat teman kami agar lebih nyaman.

para lansia keren...|dok.pri
para lansia keren...|dok.pri

Sampai di stasiun Pasar Senen tepat pukul 03:54 WIB sesuai jadwal. Right on time...

Kami dijemput ke tempat di mana kami ingin kunjungi. Seorang bapak rohani kami, yang genap berusia 72 tahun pada 16 September yang lalu telah menderita stroke selama kurang lebih 3 tahun ini. 

Dalam semangatnya yang ditularkan pada kami, beliau bahkan telah menampakkan kemajuan dalam hal membalas respon dari kami. Mukjizat ? Tentu saja. Paling tidak, ada kebahagiaan yang terpancar nyata, dari sorot matanya. Namun ada hal yang lebih penting dari itu semua. 

Saat dimana kami saling membagi kepedulian satu dengan yang lain, maka yang kami dapatkan adalah rasa sukacita, dan semangat, serta hangatnya persaudaraan lintas ras dan suku.

Kembali ke Solo, kami pun masih menggunakan kereta api ekonomi. Ada hal yang manis bagi saya. Bonus dari Tuhan.

Biasanya jika saya ngetrip sendirian, saya hanya berbekal mie instan cup dan satu termos air panas, serta 1-2 sachet minuman instan, menemani perjalanan saya. Itu jika saya mau repot. Terkadang saya tak membawa semua perabotan itu.

Kali ini, teman-teman dari Jakarta ternyata tak mau kami kelaparan dalam perjalanan pulang. Hehehehe....

Ada mie goreng, ada nasi box, kebab, teh tarik, aneka kue dan roti, puding, dan masih ada berbagai macam makanan yang tak mungkin kami habiskan di jalan. Bahkan mata kami yang mengantuk pun tak jadi mengantuk gegara harus menghabiskan makanan masakan yang akan cepat basi jika tak segera dimakan. Karena terlalu banyak makanan, kami sempat menawarkannya pada penumpang yang ada sebelah kanan dan kiri kami.

Oooowh.... Perjalanan yang sangat menyenangkan. Mungkin perjalanan saya kali ini akan saya beri judul Jakarta Mission Possible. Indahnya berpetualang bersama mereka. Berbagi waktu, kasih, dan kehangatan persaudaraan, selagi ada kesempatan. Hidup ini adalah kesempatan, bukan?

See you at the other journey....salam backpacker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun