Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | De Javu

20 Agustus 2019   09:09 Diperbarui: 20 Agustus 2019   09:12 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay.com (diolah kembali oleh penulis)

Tak sepatah kata pun kujawab. Aku tetap menatapnya dalam-dalam. Ia pun terdiam. Kami membiarkan angin lembut siang itu membelai wajah kami berdua. 

"Jangan pergi lagi, Mas," pintaku lirih. "Jangan lepaskan tanganku. Aku ingin Mas Bimo tetap di sini," suaraku semakin tak terdengar, tertelan air mata yang mengalir di pipiku.

Ia menatapku. Dilepaskannya tanganku pelan. Ditariknya aku ke dalam pelukannya. Entah ia mengerti atau tidak, tapi aku merasakan kelembutan dalam pelukannya.

Tak ada kata-kata, hanya angin yang berbicara lembut menyampaikan bahasa cinta pada kami berdua. 

Lama ia memelukku. Dibiarkannya aku menangis di dadanya yang bidang. 

"Bim!! Ayo cepat nanti kita..." suara lelaki itu tiba-tiba terhenti. 

Aku masih dalam pelukan Bimo. Sesaat semesta seperti terhenti. Bumi seakan berhenti berputar. Jarum jam berhenti bergerak. Waktu terhenti seketika.

Aku mendengar detak jantung Bimo, begitu indah seiring dengan hembusan angin aneh yang menyertai nafas Bimo yang hangat  dalam pelukannya. 

Lalu sekejap waktu kembali bergulir. Bimo melepaskan pelukannya. Tangannya kini mengusap lembut air mataku yang jatuh. 

Tiba-tiba kami dikejutkan oleh sebuah bus yang melaju kencang di depan gereja. Berlalu begitu saja. Aku tersenyum melihatnya. Lalu kulihat kembali Mas Bimo tersenyum.

"Pulang sama-sama yuk," ajaknya. "Mobilku masih muat kalo nambah satu wanita cantik sepertimu, Ver. Lagi pula kamu masih berhutang traktir aku makan, kan?" lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun