Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sebutir Asmara di Linggarjati

17 Agustus 2019   22:57 Diperbarui: 18 Agustus 2019   02:13 2697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/foto Indonesia jaman dulu (diolah kembali oleh penulis)

Begitu pula hari ini. Ia mempersiapkan setiap helai baju Sang Putri dengan sangat hati-hati. Semua kosmetik yang diperlukan Gusti Putri Nurul pun disiapkannya secara detail. Mulai dari bedak hingga ramuan jamu tradisional yang sangat disukai oleh Gusti Nurul.

Lastri pun sudah mampu menebak. Jawaban apa yang akan diterima Sang Proklamator Negri. Ia tahu pasti tabiat majikannya, yang paling tidak suka akan poligami.

Apalagi yang akan menjadi alasannya? Gusti Nurul-nya itu adalah seorang wanita bangsawan yang berpendidikan tinggi. Ia tahu betul bahwa Bung Karno sudah beristri Inggit Garnasih dan juga Ibu Fatmawati.

Masih ingat di kepala Lastri saat Gusti Nurul-nya mengatakan, "Wanita itu bukan hanya konco wingking, hak kita sama. Ini bukan jamannya Kartini lagi. Kita, wanita sudah harus bisa menjadi setara dengan kaum laki-laki."

"Bedanya, hanya saat menstruasi, mengandung, melahirkan, dan menyusui. Itu kodrat kita, Lastri, " lanjut Nurul dengan sangat bersemangat.

Seperti beberapa waktu yang lalu, saat seluruh Keraton Mangkunegaran dihebohkan dengan kabar ditolaknya pinangan Sultan Hamengkubuwono IX dari Keraton Yogyakarta kepada Gusti Nurul, Sang Kembang Mangkunegaran.

Beberapa waktu telah lewat. Seiring terbit dan terbenamnya sang Surya, penanda waktu bagi semua insan di bumi persada Indonesia. 

Pagi itu, seorang kurir dari Yogyakarta telah datang. Seorang wanita dengan setelan baju yang resmi dan anggun layaknya seorang yang bekerja di sebuah instansi penting.

Lastri segera berjalan cepat menemui Nurul yang sedang berkuda di halaman belakang keraton. 

"Gusti Putri, ada tamu dari Jogja. Katanya ingin bertemu Gusti Putri secara pribadi. Gusti sudah ditunggu di ruang tamu," ujar Lastri sambil sebentar-sebentar menghela nafasnya.

"Oh, ternyata Anda, Ibu Osman. Ada perlu apa, ya?" tanya Sang Putri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun