Berangkaian kata tanya tersusun dalam lipatan otakku. Teringat aku akan sebuah buku karya idolaku, kucari Buku Latihan Tidur tulisan Jokpin. Berharap kutemukan jawaban atas insomniaku di sana.
Ah, maafkan aku, penulis pujaanku, lentera sastraku, buku ini pun tak jua mampu memejamkan mataku.
Dengarkan aku, mataku, kalau kau tak jua terpejam malam ini, bagaimana esok siang kutemui ladangku untuk bekarya?
Jika saja tongkat sakti Harry Potter di tanganku saat ini, akan kuucapkan mantra agar kau mau mengerti, mataku.
Tubuhku semakin melemah. Lututku mulai bertelut di samping ranjang. Aku lelah mengajak mataku tertidur.
Alam bawah sadarku mulai merayu mulut ini berucap, "Oh, Sang Pencipta  Mata, tolonglah aku, buatlah mata ciptaanMu ini sudi kuajak tidur."
Dalam pejaman mata dan belas kasihan Sang Pencipta, ragaku berkata, "Lihatlah, Sang Pencipta memberikanmu kemenangan. Kini tidur membawamu dalam lelap."
Ternyata, Â malam ini kujumpai diriku di samping ranjang bersama musik yang masih mengalun lembut.
Kutinggalkan gelas susu yang kosong dan Buku Latihan Tidur dalam lelapku mengalahkan insomnia, yang tak ingin lagi kuundang kembali di malam-malam ku nanti.