Kujenguk rindu yang meringkuk di balai bambu. Dengan mata sayu ia menatapku penuh ragu
Malam itu tak ada irama ataupun nada. Seolah semua berkabung atas nama cinta
Lalu kulempar senyum padanya, kusuapi sebutir anggur agar ia tetap terjaga.
Pada rindu ada sebait syair, namun kupikir itu hanyalah sebuah satire. Entah untuk siapa, mungkin untuk cinta
Padanya rindu telah kena tulah, ataukah luka rindu gara-gara serapah?Â
Cepatlah sembuh, rindu
Sebuah mahanten telah kami siapkan, menunggumu dan asmara berpadu dalam kalbu Raja Majikan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!