Mohon tunggu...
Humaniora

Saya untuk Keluarga dan Indonesia

13 Oktober 2017   16:14 Diperbarui: 13 Oktober 2017   17:05 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang membentang ribuan kilometer dari Sabang sampai Merauke. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2010 menyebutkan bahwa jumlah penduduk di Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa. Di tahun 2017 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia adalah 256.603.197 jiwa, dan saya adalah 1 diantaranya. Sudah menjadi kewajiban bahwa saya harus berkontribusi untuk Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan potensi serta minat dan bakat yang saya miliki.

Saya dibesarkan oleh seorang Ibu yang sangat kuat dan tegar mengalami kerasnya lika-liku kehidupan, karena qadarullah ayah saya harus meninggalkan kami saat usia saya masih 10 tahun, adik saya 8 tahun, dan kakak saya sedang menempuh kuliahnya di semester 3. Diawal kepergian ayah memang merupakan masa sulit bagi kami, namun Ibu saya tidak pernah lelah, dan tidak pernah mengeluh. Meskipun Ibu hanya lulusan SMA, namun ia pandai dalam berwiraswasta. Beliau juga menyempatkan untuk mendidik kami sebagaimana orang tua lainnya.

Ayah saya pun tak kalah hebatnya. Beliau mendapatkan gelar sarjana S1 dengan keberanian merantau ke ibukota. Semua biaya perkuliahan ia cari sendiri, tanpa meminta kepada kedua orang  tuanya. Setelah lulus S1 di universitas swasta jurusan hukum, beliau melanjutkan S2 di Universitas Indonesia sembari bekerja. Kehebatan ayah dan ibu inilah yang membuat saya termotivasi untuk belajar lebih giat dan rajin agar dapat memperoleh buah yang manis.

Menjadi anak kedua, membuat saya bisa merasakan kasih sayang dari seorang kakak dan seorang adik. Terlebih lagi saya menjadi anak perempuan satu-satunya di keluarga yang merupakan kesayangan dan diharapkan menjadi kebanggaan keluarga. Saya berbeda dengan kakak dan adik saya, mereka mengikuti jejak ayah saya yaitu di bidang sosial. Kakak saya juga mengambil jurusan hukum seperti ayah, dan adik saya mengambil jurusan akuntansi. Sedangkan saya tertarik pada bidang sains dan mengambil jurusan pendidikan fisika. Tetapi, kami bertiga memiliki kesamaan yaitu suka dan aktif dalam organisasi baik ketika di sekolah maupun saat di kampus. Tujuan kami pun sama, yaitu untuk membahagiakan kedua orang tua.

Berbicara tentang Indonesia, negara yang memperoleh kemerdekaan setelah mengalami beberapa kali penjajahan, negara yang ada karena perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan waktu, harta, tenaga, sampai hidup dan mati pun rela dipertaruhkan, dan negara yang akhirnya merdeka dari penjajahan pada tanggal 17 Agustus 1945, yang dinyatakan oleh bapak proklamator kita, Ir. Soekarno yang mewakilkan seluruh pahlawan kita dari Sabang sampai Merauke.

Perjuangan pahlawan-pahlawan di masa lalu tidak boleh kita sia-sia kan. Kita tidak boleh hanya duduk dan terpaku saja menikmati bebasnya Indonesia dari penjajah. Padahal kenyataannya, kita masih dijajah oleh negara lain secara tidak langsung. Penjajahan ini dilakukan melalui kegiatan impor, seperti alat kecantikan, fashion, bahan makanan, dan lain-lain. Contoh lain yang sering dilihat di kehidupan sehari-hari adalah banyak orang lebih memilih makan di restoran fast food dengan alasan lebih higienis daripada makan di rumah makan atau di warteg sekalipun. Padahal, restoran fast food yang cabangnya sudah banyak di Indonesia ini adalah produk dari luar negeri. Hal ini yang membuat negara kita menjadi bergantung kepada negara lain, padahal produk buatan dalam negeri tidak kalah bagusnya dengan produk luar negeri.

Lalu kontribusi apa saja yang telah saya berikan untuk Indonesia? Dari Sekolah Dasar saya diajari baik oleh guru maupun orang tua saya untuk mencintai Indonesia, yang dimulai dari menghafal lagu-lagu kebangsaan, lagu-lagu daerah, Pancasila, mengetahui pembukaan dan isi dari UUD 1945, sampai mempelajari sejarah bagaimana Indonesia terbentuk. Ketika SMP dan SMA saya suka mengikuti acara-acara di sekolah seperti peringatan Hari Kartini, peringatan kemerdekaan, peringatan hari guru dan hari pahlawan. Saya sudah menjadi warga negara yang baik, dengan melakukan contoh-contoh sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, menyebrang jalan hanya di zebra cross atau jembatan penyebrangan, tidak melanggar rambu lalu lintas, dan lain sebagainya.

Kontribusi yang sedang saya berikan untuk Indonesia adalah dengan belajar tekun dan rajin sebagai mahasiswa. Saya juga aktif dalam organisasi di kampus khususnya di jurusan saya, yang saat ini sedang menyelenggarakan acara berskala nasional. Dan tetap mengusahakan untuk menjadi warga negara yang baik dan taat kepada peraturan.

Kemudian kontribusi apa yang akan saya berikan untuk Indonesia? Hal ini berhubungn dengan jurusan yang saya ambil. Sebagai mahasiswa Pendidikan fisika, saya kelak ingin menjadi guru fisika, karena sampai sekarang banyak siswa yang tidak suka pelajaran fisika dan lebih memilih  mata pelajaran lain. Maka dari itu saya ingin mengubah cara pandang siswa terhadap fisika, dan menjadikan fisika mata pelajaran yang tidak ditakuti oleh siswa. Saya dan beberapa teman saya jga berniat untuk membuat suatu bimbingan belajar yang bertujuan untuk mencerdaskan siswa dan membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun