Badan bahasa mengadakan pameran di perpusnas RI memperingati 100 tahun perjalanan karier sastrawan A.A Navis.
Ali Akbar Navis (lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 17 November 1924 – meninggal di Padang, 22 Maret 2003) adalah seorang sastrawan, budayawan, dan seniman asal Indonesia yang dikenal luas melalui karya-karyanya yang kritis dan satir. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah cerpen berjudul "Robohnya Surau Kami", yang pertama kali dimuat dalam majalah Sastra pada tahun 1955. Cerpen ini memberikan pandangan mendalam tentang kemunduran nilai-nilai agama dan moral dalam kehidupan masyarakat.
Kehidupan dan Pendidikan
Ali Akbar Navis, yang akrab dipanggil A.A. Navis, menempuh pendidikan dasar dan menengah di Sumatera Barat. Ia kemudian melanjutkan ke Akademi Bahasa dan Seni Indonesia (sekarang Institut Seni Indonesia) di Yogyakarta.
Sebagai seorang sastrawan, Navis dikenal memiliki pandangan yang tajam terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat Indonesia, terutama di ranah Minangkabau. Ia sering mengkritik berbagai persoalan melalui tulisan yang satir namun penuh makna.
Karier dan Karya
Navis adalah penulis produktif yang menghasilkan berbagai karya sastra, baik berupa cerpen, novel, esai, maupun naskah drama. Beberapa karya pentingnya meliputi:
1. Cerpen "Robohnya Surau Kami" (1955): Menggambarkan dilema moral dan religius dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.
2. Hujan Panas (novel, 1964): Novel yang menggambarkan konflik budaya dan modernitas.
3. Bianglala (kumpulan cerpen, 1970): Memuat berbagai cerpen dengan tema sosial dan humanis.
4. Alam Terkembang Jadi Guru (esai, 1984): Menyajikan refleksi budaya dan pendidikan dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia.